SAKO SPN Maknai Hari Pramuka Lewat Aksi Peduli Lingkungan
Asal muasal Hari Pramuka muncul pada 14 Agustus 1961, saat Presiden Soekarno menyatukan seluruh gerakan kepanduan di Indonesia.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Choirul Arifin
Bantuan dan perhatian dari Kwarnas telah menyemangati anggota Sako SPN untuk berternak dan bertani di halaman rumah, termasuk meluncurkan kegiatan "Pengelolaan Sampah Rumah Tangga".
Edwin Sumiroza juga menjelaskan perhatian Sako SPN mengenai kepedulian sampah dan lingkungan dalam peringatan Hari Pramuka.
Isu ini telah mendasar menjadi rencana strategis kebijakan LDII untuk bangsa yang telah dibicarakan oleh berbagai pihak dan matang untuk dijadikan landasan kegiatan.
“Kami harapkan, kegiatan ini selain mengedukasi anggota Pramuka untuk terbiasa hidup bersih, hemat cermat, juga bisa membantu komunitas, warga dan Indonesia dalam menangani sampah,” ujarnya.
Ketua DPW LDII Banten ini juga mengatakan, literasi tentang sampah sangat dibutuhkan anak-anak Indonesia, karena jika terus dibiarkan bencana akibat sampah akan menjadi beban masa yang akan datang.
Menurutnya urusan sampah urusan kebiasaan dan akhirnya menjadi karakter bangsa.
Anggota Pramuka sebagai generasi penerus bangsa yang akan datang perlu disiapkan dengan baik, karena upaya ini hanya akan berhasil apabila dilakukan secara dini, secara konsisten.
Sako SPN memiliki target dapat mengelola 80 persen sampah berbentuk organik di setiap rumah dan Komunitas.
Sehingga hanya 20 persen sampah yang berbentuk non-organik yang tidak bisa digunakan lagi yang dikirim keluar rumah dan komunitas.
“Apabila ini serentak dilakukan di seluruh komunitas, insya Allah Indonesia akan bersih dan sehat. Selain itu anak anak muda Indonesia semakin terbentuk karakter dan tabiatnya dengan baik,” ujarnya.