Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Kelompok Radikal Indonesia Rata-rata Alumni Afghanistan

Atas dasar itu, kata Islah, Indonesia harus mewaspadai adanya kemenangan Taliban di Afghanistan.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pengamat: Kelompok Radikal Indonesia Rata-rata Alumni Afghanistan
AFP
Pejuang Taliban berpatroli di sebuah jalan di Kabul pada 29 Agustus 2021, saat ancaman bom bunuh diri membayang-bayangi detik-detik akhir penarikan pasukan AS dari Afghanistan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok radikal yang biasa beraksi di Indonesia ternyata rata-rata merupakan alumni kelompok radikal yang pernah terlibat di Afghanistan.

Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi dalam diskusi daring, Senin (30/8/2021).

Ia menyebut kelompok radikal Indonesia dan Afghanistan memiliki ikatan satu sama lainnya.

"Secara historis kita juga punya ikatan kuat antara kelompok radikal di Indonesia dengan kelompok radikal yang ada di Afghanistan ini. Ini shahih atau mutawatir ini kalau kata Ustaz," kata Islah.

Ia pun mencontohkan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) hingga Darul Islam yang biasa menebar teror di Indonesia. 

Baca juga: Militan Taliban Dinilai Lihai Manfaatkan Media Sosial untuk Mengubah Citra

Menurutnya, anggota kelompok itu mayoritasnya alumni kelompok teroris di Afghanistan.

Berita Rekomendasi

"Jadi memang secara historis banyak sekali kelompok-kelompok radikal kita mulai dari zaman Darul Islam, Jamaah Islamiyah dan sebagainya. Dan juga ada pembuktian pembuktian empiris di kita bahwa pelaku aksi teror di Indonesia itu rata-rata alumni Afghanistan. Ini yang harus kita perhatikan," ungkap dia.

Atas dasar itu, kata Islah, Indonesia harus mewaspadai adanya kemenangan Taliban di Afghanistan.

Hal ini dikhawatirkan dapat juga membangkitkan kelompok teroris di Indonesia.

"Karena bagi saya persoalan geopolitik dan persoalan ideologis ini jauh lebih bahaya persoalan Ideologis. Kenapa? Kita harus lebih waspada dengan kebangkitan Taliban di Afghanistan itu. Kita justru harus lebih aware terhadap geliat geliat kelompok jejaring teroris di Indonesia," tukasnya.

Sebagai informasi, Taliban telah berhasil menguasai Kabul, ibukota Afghanistan sejak 15 Agustus 2021 lalu.

Presiden Afganistan, Ashraf Ghani langsung meninggalkan kota sesaat Taliban berhasil menguasai kota.

Hal ini membuat warga berbondong-bondong meninggalkan Afghanistan dan memenuhi bandar udara.

Setidaknya 26 Warga Negara Indonesia (WNI) telah dievakuasi ke Tanah Air dari Afghanistan pada Sabtu (21/8/2021).

Diketahui, Taliban adalah kelompok militan yang berbasis di Afghanistan.

Kelompok militer tersebut dilengkapi persenjataan dan menguasai hampir seluruh wilayah negara tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas