KBRI Ungkap Penyebab Minat Kajian Tentang Indonesia di Belanda Menurun
Kedutaan Besar RI di Den Haag mengadakan pertemuan dengan para Indonesianis di Belanda pada tanggal 9 November 2021.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
Menurut mereka, banyak doktor-doktor alumni Belanda yang setelah kembali ke Indonesia tidak lagi meneruskan risetnya.
Hal ini, disebabkan karena mereka terlalu sibuk dan tenggelam dalam melakukan tugas-tugas administratif dalam karir mereka.
Duta Besar Mayerfas menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para Indonesianis yang atas kontribusinya.
Baik secara langsung maupun tidak langsung, pada penguatan diplomasi kedua negara.
“Melalui hasil riset, para Indonesianis telah membantu kedua pemerintah kedua negara untuk saling memahami dengan lebih baik persoalan-persoalan politik, ekonomi, budaya," ujar Duta Besar Mayerfas.
Kerja sama bidang pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia dan Belanda, dalam kerangka beberapa program.
Seperti SPIN (Scientific Programs Indonesia-Netherlands), Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Indonesia International Students Mobility Award (IISMA), dan revitalisasi pendidikan vokasi.
Di bidang kebudayaan, Duta Besar Mayerfas menyebut beberapa kerja sama antar museum seperti pengembalian benda-benda bersejarah dan pameran bersama antara Rijksmuseum Amsterdam dan Museum Nasional tahun 2022.
Di bawah payung Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada tahun 2016 dan 2017, saat ini terdapat lebih dari 200 Nota Kesepahaman antara universitas-universitas di Indonesia dan Belanda.
Kerja sama ini mencakup berbagai program, di antaranya, pertukaran pelajar, gelar ganda, visiting professor, dan riset dan publikasi bersama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.