Dilantik Hari Ini, Suharyanto dari Kursi Panglima ke Medan Bencana
Banyak pihak berharap, Suharyanto mampu memimpin penanganan bencana alam yang beruntun di negeri ini, termasuk bencana non alam berupa wabah Covid-19.
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Theresia Felisiani
Ini ia buktikan selama sembilan tahun di medan operasi Kalimantan.
Di sana, ia terlibat operasi Paraku (Pasukan Rakyat Kalimantan Utara).
Selain itu, ia juga mengenyam pengalaman operasi di bumi lorosae (Timtim).
Baca juga: Ingatkan Kembali Disiplin Prokes, BNPB Luncurkan Gerakan Mobil Masker Untuk Masyarakat Riau
Yang terakhir, sebagai Pangdam Brawijaya, awal Oktober 2021 ia secara khusus terbang ke Papua untuk memberi dukungan langsung kepada prajurit Kodam V/Brawijaya yang tengah bertugas sebagai Pamtas RI-PNG (Pengamanan Perbatasan RI – Papua Nugini).
“Sikap kepemimpinan jenderal Suharyanto itu adalah modal besar saat mulai hari ini ia menjadi panglima penanggulangan bencana,” tutur Egy, penulis buku yang cukup produktif.
Egy bukan hanya menelisik riwayat Suharyanto dari rentetan keberhasilan tugas yang telah lalu.
Dalam beberapa kesempatan, Egy juga sempat berinteraksi langsung dengan Suharyanto ketika mendampingi Doni Monardo.
“Kesan terakhir saat kami berjumpa di Lanud Abdurachman Saleh, Malang, awal Desember 2020. Beliau jenderal smart dan correct,” tutur Egy.
Egy ingat betul, ketika itu Doni Monardo dan rombongan tengah melakukan sejumlah lawatan tugas ke beberapa daerah yang tertimpa musibah.
Di Malang, Doni Monardo dan rombongan meninjau lokasi terdampak gempa dan fasilitas kesehatan untuk memperkuat penanganan Covid-19 di wilayah Malang dan sekitarnya.
Agenda selanjutnya adalah menuju Cilacap. Rencana perjalanan menggunakan pesawat carter sore itu adalah Malang – Yogyakarta.
Dari Yogyakarta, sedia dilanjutkan perjalanan darat ke Cilacap. Apa boleh buat, pesawat mengalami trouble engine.
Selama menunggu mekanik memperbaiki pesawat, Doni dan Suharyanto sebagai Pangdam Brawijaya terlibat obrolan intensif sambil menikmati bakso Malang, di tengah turunnya hujan rintik-rintik.
Lebih satu jam perbaikan pesawat belum juga kelar. Doni lekas memanggil Korspri Kolonel (Czi) Budi Irawan, untuk menyiapkan bus sebagai pengganti moda transportasi menuju Cilacap.