Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Daftar Para Pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa PTK Katolik Tingkat Nasional

Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) Katolik setingkat Nasional memasuki babak grand final

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Ini Daftar Para Pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa PTK Katolik Tingkat Nasional
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Staf Ahli Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi Albertus M. Adiyarto Sumardjono saat menyerahkan pengharagaan kepada 4 mahasiswa PTK Katolik yang berhasil Juara 1 dalam lomba karya tulis ilmiah (LKTI), di Aryaduta Hotel, Selasa (16/11/2020) malam. 

Juara 2. Nyalia Belen dari STPAK St. Yohanes Penginjil Ambon

Juara 3. Maria Yoseph S. S. Klau dari STPK Santo Yohanes Rasul Jayapura dan Sisillia Erlindo Ero Wuwur dari STPK St. Benediktus.

3. Sub Tema Komitmen Kebangsaan

Juara 1. Elia Elsa dari STIPAS Tahasak Danum Pambelum Keuskupan Palangkaraya

Juara 2. Angela Londi Aseng dari STP St. Petrus Keuskupan Atambua

Juara 3. Irwan dari STIKAS Santo Yohanes Salib dan Franciska Epilia dari STPKat Santo Fransiskus Asasi Semarang.

4. Sub Tema Toleransi

Berita Rekomendasi

Juara 1. Claudia Mediatrix Wijaya dari STP Don Bosco Tomoho.

Juara 2. Stepanus Lugan dari STKPK Bina Insan.

Juara 3. Kamelius Ronaldo Gesi dari STIPAR Ende dan Elisabeth Claudya Doren dari STP Reinha Larantuka.

Yakobus Markus Theedens (20), dari STKIP Wetebula, Sumba yang menjadi juara 1 pada sub tema Antikekerasan mengungkapkan, bahwa karya ilmiah yang dibuatnya terkait dengan dialog yang dilakukan oleh orang muda Katolik Paroki Katerdal Roh Kudus Watebula dan remaja Masjid Agung Alfalah Wetebula di Pulau Sumba.

Dimana, Yakobus menyebut bahwa di daerahnya sangat terjaga dialog antar generasi muda lintas agama dalam menjalin kerukunan. Namun, di sejumlah daerah lainnya hal itu sangat sulit dilakukan.

"Artinya itu menjadi suatu hal yang menguji saya untuk meneliti itu karena saya melihat di tempat lain konflik tetap terjadi, tetapi kok di Sumba baik-baik saja," ungkap Yakobus saat berbincang dengan Tribunnews.

Baca juga: Bimas Katolik Kemenag Susun Modul Penguatan Moderasi Beragama Perspektif Katolik

Yakobus mengatakan, bahwa melalui karya ilmiah yang dibuatnya ini bisa menjadi motovasi bagi daerah lain.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas