Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Asa Para Guru Honorer, Pahlawan yang Ditempa di Negeri Sendiri

Para guru honorer yang terus berjibaku dengan nasib mereka, mencari secercah harapan agar pengabdian mereka dihargai, ini kisah mereka.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Asa Para Guru Honorer, Pahlawan yang Ditempa di Negeri Sendiri
ISTIMEWA
Siti Fatimah, seorang guru honorer kelas 1 SDN 3 Rejo Binangun saat mengajar murid-muridnya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM – Akhir-akhir ini banyak cerita sumbang lantang terdengar dari seluruh penjuru negeri, bersamaan dengan digelarnya seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru 2021.

Cerita dari para guru honorer yang terus berjibaku dengan nasib mereka, mencari secercah harapan agar pengabdian mereka dihargai.

Mereka para guru honorer, sang pahlawan yang ditempa di negeri sendiri.

Mereka bertahan bertahun-tahun, belasan bahkan puluhan tahun bekerja mulia dengan upah kecil, mendidik anak-anak bangsa.

Inilah cerita ‘ajaib’ mereka:

Cerita Asa dari Wajo, Sulawesi Selatan

Novel Tri Nuryana Harahap (42) g
Novel Tri Nuryana Harahap (42) guru honorer di Wajo, Sulawesi Selatan, bersama anak-anak didiknya di SMAN 9 Wajo.
Berita Rekomendasi

Melewati tantangan dan rintangan menuju ke sekolah tempat saya mengajar, karena lokasinya terpencil, kadangkala berpapasan dengan kawanan gajah liar hingga binatang buas lainnya.”

Cerita tersebut dituturkan oleh Novel Tri Nuryana Harahap (42), guru honorer Sulawesi Selatan, Senin (29/11/2021).

Dirinya mengampu mata pelajaran Agama Islam untuk Kelas X SMAN 9 Wajo.

Novel sudah 20 tahun lebih mengarungi dunia pendidikan, mengajar dari sekolah satu ke sekolah lainnya.

Membimbing anak didik dari berbagai karakter, bahkan kondisi perekonomian.

Perjalanannya berawal dari tahun 2000, saat itu era reformasi, Novel mengampu di sebuah sekolah swasta di Medan, Sumatera Utara yang mayoritas muridnya adalah keturunan Tionghoa.

“Hidup saya sejahtera saat itu, bahkan gaji saya bisa menyentuh Rp 1,7 juta per bulannya, padahal saat itu untuk gaji guru golongan 3a saja masih sekitar Rp 700 ribu,” kata Novel kepada Tribunnews.com.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas