Perusahaan Farmasi Novavax Inc Mulai Kembangkan Vaksin untuk Cegah Varian Omicron
Perusahan farmasi di dunia sedang mengembangkan vaksin baru untuk menghadapi virus varian Omicron, salah satunya perusahaan Novavax Inc.
Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Inza Maliana
Angka ini diperoleh selama tujuh hari setelah penerima vaksin menerima dua dosis vaksin.
Namun, di Afrika Selatan, kemanjuran vaksinnya hanya 60% pada seseorang tanpa HIV.
Perbedaan tingkat kemanjuran di Inggris dan Afrika Selatan disebabkan lingkungan sosial ekonomi yang dapat memengaruhi kekuatan penularan oleh SARS COV-2 serta perbedaan varian virus corona yang berkembang di masing-masing negara.
Varian virus tersebut memengaruhi kerentanan terhadap antibodi dalam tubuh seseorang, baik dari bentukan vaksinasi atau oleh infeksi alami.
Berdasarkan bukti ilmiah, vaksin Novavax merupakan vaksin pertama yang dapat melindungi orang dari varian yang beredar di Afrika Selatan.
Meskipun kemanjuran vaksin Novavax hanyalah 60% terhadap semua penyakit Covid-19 yang parah, namun angka efikasi tersebut telah melampaui kriteria dari World Health Organization (WHO) dan badan otoritas lainnya.
Berbeda dari jenis vaksin lainnya, vaksin keluaran Novavax dibuat dengan teknologi yang lebih baru berbasis protein.
Vaksin Novavax bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan untuk membuat antibodi terhadap protein lonjakan tersebut.
Perusahan Farmasi Lainnya
Salain Novavax, pengembang vaksin lainnya, seperti BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson, juga tengah menguji efektivitas suntikan vaksinnya terhadap varian Omicron.
Perusahaan farmasi BioNTech dan Moderna berencana memperbarui vaksin Covid-19 buatannya agar dapat lebih efektif melawan varian Omicron atau B.1.1.529.
BioNTech, salah satu perusahaan yang berkolaborasi dengan Pfizer dalam membuat vaksin, menyampaikan pihaknya membutuhkan lebih banyak data untuk menentukan apakah perusahaan perlu memperbarui vaksinya agar efektif melawan Omicron.
BioNtech berharap data-data baru soal Omicron bisa didapat dalam dua minggu ke depan agar mempercepat keputusan.
Pfizer dan BioNTech, memperkirakan dapat memproduksi vaksin yang telah diperbarui dalam waktu kurang lebih 100 hari.