Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gus Yahya Akui Mental Sebagian Besar Pengurus NU Masih Ada Orientasi Politik Tertentu

Yahya Cholil Staquf bicara soal konstruksi organisasi NU yang menurutnya masih ada orientasi politik tertentu.

Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Gus Yahya Akui Mental Sebagian Besar Pengurus NU Masih Ada Orientasi Politik Tertentu
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berpose usai wawancara khusus dengan Tribun Network di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf bicara soal konstruksi organisasi NU yang  masih memiliki orientasi politik tertentu.

"Harus kita akui kenyataannya memang secara mental sebagian besar aktivis NU masih punya orientasi ke sana (politik)," kata Gus Yahya, sapaan karibnya, dalam wawancara bersama Tribun Network, Sabtu (4/12/2021).

Dia memahami bahwa dalam sejarahnya para petinggi PBNU mendapatkan jabatan politik strategis, mulai dari Abdurahman Wahid hingga Ma'ruf Amin.

"Walaupun dalam soal Gus Dur sebenarnya ini sangat unik situasinya. Tapi kemudian dalam situasi normal ternyata masih juga ada orientasi ikut dalam berkompetisi dalam politik," kata Gus Yahya.

Baca juga: Cak Imin: Kalau Tidak Tahun Ini, Muktamar NU Insyaallah Dilaksanakan Tahun Depan

Dia memberi contoh bagaimana dalam sebuah pemerintahan yang siapa pun itu sudah mafhum bahwa NU akan mendapatkan jatah posisi Menteri Agama.

"Padahal Menag itu kan jabatan politik itu slotnya parpol, tetapi semua NU masih berpikir oh kita harus dapat Menteri Agama," katanya.

Berita Rekomendasi

Dampaknya menurut  Gus Yahya hal tersebut akan menciptakan kekikukan tersendiri.

"Karena kita masih punya keinginan-keinginan politik dan masih merasa berhak atas slot-slot politik, tapi kita sebetulnya bicara ketatanegaraan tidak punya tempat dalam ruang agregasi politik itu sendiri," katanya.

Maka itu, menurutnya, PBNU ke depan perlu dikelola lebih lanjut supaya ada transformasi yang terarah menuju kembalinya NU sebagai organisasi keagamaan dan organisasi sosial kemasyarakatan.

"Maka sejak awal saya nyatakan bahwa saya sama sekali tidak mau menjadi calon presiden atau cawapres di 2024, dan saya tidak ingin ada capres cawapres dari PBNU nantinya. Itu bagian dari upaya ini supaya bertransformasi betul supaya warga NU siap mental dan harus ke situ lagi," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas