Jelang Muktamar, Selain Kiai Said & Gus Yahya, 2 Sosok Ini Juga Disebut Masuk Bursa Calon Ketum PBNU
Meski belum dimulai, namun sudah beredar empat nama yang digadang bakal menjadi calon kuat ketua umum PBNU.
Editor: Malvyandie Haryadi
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Selatan Nur Mahfudz mengatakan pihaknya telah menggelar ikhtiar mengetuk pintu langit untuk mensukses Muktamar NU yang akan digelar di Lampung tersebut
"PCNU Lampung Selatan akan menyiapkan tempat peristirahatan bagi para Muhibbin. Keluarga besar NU yang akan hadir di arena Muktamar NU ke-34 nanti," kata Mahfudz, Senin (13/12/2021).
"Pendirian posko atau tempat istirahat bagi pelaku perjalanan Muktamar NU tersebut akan tersebar di 17 titik. Dimulai turun dari kapal di Pelabuhan Bakauheni hingga ke arena Muktamar NU nanti. Termasuk di rest area tol.," jelasnya.
17 titik tersebut berada di Kecamatan Panengahan, Kecamatan Palas, Kecamatan Kalianda, Kecamatan Sidomulyo, Kecamatan Katibung, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Way Sulan.
Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan Tanjung Sari, Kecamatan Merbau Mataram, Kecamatan Jati Agung dan Kecamatan Natar.
Mahfudz mengatakan nantinya dietiap posko akan disediakan tempat istirahat, kamar mandi, toilet, tempat ngopi dan tempat makan.
"Kader penggerak NU Lampung Selatan bekerjasama dengan semua pihak yakni MWC dan Banom NU, siap untuk mensukseskan Muktamar NU ke-34," pungkasnya.
Tidak rangkap jabatan
Kader NU yang juga Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie (Gus Choi) mengharapkan Pengurus Basar Nahdlatul Ulama (PBNU) hasil Muktamar ke 34 NU di Lampung tidak merangkap jabatan di partai politik.
Ia juga berharap pengurus PBNU ke depan tidak menjadi pengurus di ormas lain misalnya di MUI.
Alasannya, agar kerja PBNU efektif dan konsentrasi maksimal.
"Agar PBNU independen dan mandiri. Tidak terkontaminasi dan terpapar oleh virus permainan politik dan kepentingan busuk dari luar baik langsung maupun tidak langsung," ujar Gus Coi dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Kamis (9/12/2021).
Kemudian agar terjadi distribusi kader dan diversifikasi peran pengabdian bagi kader NU.
"20 tahun telah terjadi boming kader NU yang bergelar sàrjana S1, S2, S3, bahkan profesor dengan berbagai latar belakangan disiplin ilmu" jelasnya.