Mengulas Dialektika Gagasan dan Perjalanan Hidup Gus Yahya Lewat Buku Biografi
Bedah buku Biografi KH. Yahya Cholil Staquf: Derap Langkah dan Gagasan yang ditulis oleh Septa Dinata berlangsung di Auditorium Nurcholish Madjid.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Arif Fajar Nasucha
"Nah itu juga membuat dia bisa lebih berkomunikasi dengan berbagai macam kelompok yang berbeda. Kalau nanti Gus Yahya jadi ketua Tanfidz PBNU, saya lihat yang akan dilakukan oleh Gus Yahya ini pertama-tama tentu bagaimana bisa membuat organisasi NU ini menjadi lebih modern, sistematis lebih maju dibanding dengan sebelumnya," kata Qodari dalam bedah buku.
Selain itu, kata Qodari, dalam buku biografi ini, Gus Yahya menerangkan bahwa dalam agama harus beradaptasi karena perjalanan hidup manusia itu akan selalu mengalami perubahan zaman, hingga adaptasi itu sangat penting bagi organisasi NU.
"Gus Yahya itu dalam buku ini mengatakan kita sebagai orang beragama harus melakukan adaptasi. Kenapa, ini yang paling menarik dari buku ini, dia mengatakan bahwa masyarakat itu berubah komposisi, demografi berubah, mobilitas berubah dan norma itu berubah," ujarnya.
Lebih lanjut Qodari, dalam pikiran Gus Yahya ada pikiran-pikiran Abdurahman Wahid alias Gus Dur hingga kehadiran Gus Yahya sangat dibutuhkan sebagai penghubung antar umat beragama dan antar bangsa.
"Yang kedua mudah-mudahan Gus Yahya itu menjadi the next Gus Dur, apa the next Gus Dur? Orang yang menjadi jembatan kebangsaan, yang mayoritas dan minoritas, Islam dengan Kristen, antar negara di dunia internasional," ujarnya.
"Memang kita memerlukan figur yang bisa mempertemukan satu kelompok dengan kelompok yang lain pada masa sekarang ini, karena masa di mana politik identitas makin kuat, polarisasi semakin kuat dan orang pun semakin berkomunikasi satu dengan baik, dan saya kira potensi itu ada," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.