Tak Bisa Berjalan karena Dislokasi Pinggul, Kornelis Dapat Hadiah Natal Pengobatan dari Erick Thohir
Menteri BUMN RI Erick Thohir khusus berkunjung ke sebuah kampung di NTT untuk bertemu Kornelis (7), anak yang tidak bisa berjalan lebih dari dua tahun
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Menteri BUMN RI Erick Thohir khusus berkunjung ke sebuah kampung di NTT untuk bertemu Kornelis (7), anak yang tidak bisa berjalan lebih dari dua tahun.
Kedatangan Erick disambut Kornelis dan ibunya.
Erick pun langsung menyampaikan niatnya untuk memberikan bantuan pengobatan kepada Kornelis.
Di momen natal yang spesial bagi Kornelis, Erick akan menanggung semua pengobatan yang selama ini tak bisa dipenuhi oleh keluarga karena hidup yang tak berkecukupan.
"Saya kasih hadiah Natal, nanti berobat ke Bali supaya sembuh ya," ucap Erick sembari memegang lembut lengan Kornelis, Lamboya Barat, Sumba Barat, NTT, Sabtu (25/12/2021).
Tak menunggu lama, Erick pun langsung menelfon dokter yang akan menangani proses kesembuhan Kornelis.
Erick ingin memastikan Kornelis yang mengalami dislokasi tulang pinggul bisa disembuhkan, dan biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh Erick.
Baca juga: Pesan Erick Thohir ke Nasabah PNM: Disiplin Manfaatkan Modal
Baca juga: Langkah Erick Thohir Selamatkan Polis Nasabah Jiwasraya Dinilai Kembalikan Kepercayaan Publik
Ibu Kornelis yang mendampingi, menyebut bahwa cita-cita Kornelis hanya ingin bisa berjalan normal kembali.
Dan bermain di sekolah seperti dua tahun lalu sebelum Kornelis jatuh dan tak bisa berjalan lagi.
Ibu Kornelis sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Erick Thohir karena selama ini tidak memiliki biaya untuk mengobati anaknya.
Bahkan, sempat dibawa ke dukun karena tak mampu membayar biaya pengobatan Kornelis yang diperkirakan hingga 200 juta rupiah tersebut.
"Kita hidup tidak ada (biaya) sekali pun juga. Kita miskin. Saya mengucapkan terima kasih banyak untuk Pak Erick," ucap Ibu Kornelis sambil menggendong Kornelis yang duduk lemah di pangkuannya.
Kornelis dan ibunya hanya tinggal di sebuah gubuk kayu dan berdindingkan bambu.
Rumah yang sangat sederhana, tanpa dinding yang bisa menahan angin baik siang maupun malam.