Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Nilai Koalisi Partai dan Deklarasi Capres Idealnya Dilakukan Lebih Awal

Idealnya koalisi partai dan penentuan capres dilakukan lebih awal agar punya waktu sosialisasi, konsolidasi dan penetrasi lebih matang.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pengamat Nilai Koalisi Partai dan Deklarasi Capres Idealnya Dilakukan Lebih Awal
Kolase Tribunnews/Irwan Rismawan dan Pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik UIN Jakarta Adi Prayitno menilai, idealnya koalisi partai dan penentuan calon presiden (capres) dilakukan lebih awal.

Hal itu dimaksudkan agar partai dan kandidat punya waktu sosialisasi, konsolidasi dan penetrasi lebih matang.

Namun menurutnya hal itu sulit dilakukan, koalisi pasti alot karena mencari yang terbaik.

"Tergantung mazhabnya. Ada yang mazhab deklarasi dan koalisi di awal. Ada pula mazhab yang main di akhir. Semua tergantung skenario dan strategi politik," kata Adi Prayitno kepada wartawan, Minggu (9/1/2022).

"Tapi rata-rata banyak yang main di akhir karena semua partai dan calon mencari pasangan ideal untuk menang, makanya alot," imbuhnya.

Untuk diketahui, beberapa tokoh kandidat calon presiden saat ini sudah mulai diwacanakan akan berpasangan.

Berita Rekomendasi

Misalnya Airlangga Hartarto yang diusulkan berpasangan dengan Anies Baswedan, atau Ganjar Pranowo.

Baca juga: Gerindra DKI Jakarta : Bukan Jadi Capres, Anies Cocoknya Mencalonkan Diri Menjadi Gubernur DKI

Menanggapi hal itu, Adi berpendapat itu adalah opini pribadi yang lumayan memancing pembicaraan publik, namun bukan sikap resmi partai.

"Airlangga punya tiket partai, meski elektabilitasnya masih rendah. Ganjar dan Anies tak punya tiket partai, tapi punya ceruk pemilih. Sama-sama saling membutuhkan," ucapnya.

Menurut Adi, Golkar tentu sedang menimbang-nimbang siapa yang akan mendampingi Airlangga dalam pencapresan.

"Mungkin saja dengan Ganjar tapi problemnya ada dua. Pertama, Ganjar belum dapat restu PDIP yang terlihat lebih condong ke Puan. Kedua, PDIP terlihat lebih mesra dengan Gerindra ketimbang Golkar," ucap Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

"Dengan Anies mungkin juga, tapi harus susah payah mencari partai lain untuk genapi ambang batas 20 persen. Termasuk apa mungkin Airlangga mau duet dengan Anies yang selama ini dinilai dekat dengan kelompok kanan," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas