Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gus Yahya Tunjuk 11 Tokoh Perempuan dalam Kepengurusan PBNU, Ada Khofifah hingga Sinta Nuriyah Wahid

Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf resmi mengumumkan struktur kepengurusan Pengurus Harian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang baru.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Gus Yahya Tunjuk 11 Tokoh Perempuan dalam Kepengurusan PBNU, Ada Khofifah hingga Sinta Nuriyah Wahid
Kolase Tribunnews
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (Kiri) dan Shinta Nuriyah Wahid, istri dari Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid (Kanan). 

- Nafisah Ali Maksum menjabat sebagai A'wan atau Dewan Pakar

- Badriyah Fayumi menjabat sebagai A'wan atau Dewan Pakar

- Ida Fatimah Zainal menjabat sebagai A'wan atau Dewan Pakar

- Faizah Ali Sibromalisi menjabat sebagai A'wan atau Dewan Pakar

- Masriyah Amva menjabat sebagai A'wan atau Dewan Pakar

- Ai Rahmayanti menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di Tanfidziyah PBNU

Baca juga: Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Gus Falah Amru Masuk Jajaran Ketua PBNU

Pertama Kali Dalam Sejarah Tokoh Perempuan Masuk Jajaran Pengurus PBNU

Berita Rekomendasi

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, pertama kali dalam sepanjang 96 tahun kalender Masehi atau 99 tahun kalender Hijriyah berdirinya Nahdlatul Ulama, sejumlah tokoh perempuan masuk jajaran Pengurus Harian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Tokoh-tokoh tersebut menempati sejumlah posisi.

Pada Mustasyar, para tokoh perempuan yang masuk jajaran di antaranya Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz, Nyai Hj. Shinta Nuriyah A. Wahid, dan Nyai Hj. Machfudhoh Aly Ubaid.

Selain itu, pada Tanfidziyah yang masuk jajaran di antaranya Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, MA sebagai Ketua dan Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi yang juga menjabat sebagai Ketua.

Baca juga: Ini 3 Politisi yang Masuk Jadi Pengurus Inti PBNU, Gus Yahya Jelaskan Alasannya

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan hak tersebut hanya soal waktu.

Hal itu, kata dia, karena sejak awal memang tidak pernah ada pembatasan bahwa PBNU tidak boleh ada perempuan.

Selain itu, kata dia, karena adanya kebutuhan yang cukup mendesak perempuan untuk ikut serta mengelola PBNU mengingat adanya arena ada masalah-masalah besar terkait dengan perempuan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas