Pertama Kali Dalam Sejarah Tokoh Perempuan Masuk Jajaran Pengurus PBNU
sejumlah tokoh perempuan masuk jajaran Pengurus Harian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pertama kali dalam sepanjang 96 tahun kalender Masehi.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertama kali dalam sepanjang 96 tahun kalender Masehi atau 99 tahun kalender Hijriyah berdirinya Nahdlatul Ulama, sejumlah tokoh perempuan masuk jajaran Pengurus Harian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Tokoh-tokoh tersebut menempati sejumlah posisi.
Pada Mustasyar, para tokoh perempuan yang masuk jajaran di antaranya Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz, Nyai Hj. Shinta Nuriyah A. Wahid, dan Nyai Hj. Machfudhoh Aly Ubaid.
Selain itu, pada Tanfidziyah yang masuk jajaran di antaranya Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, MA sebagai Ketua dan Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi yang juga menjabat sebagai Ketua.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan hak tersebut hanya soal waktu.
Hal itu, kata dia, karena sejak awal memang tidak pernah ada pembatasan bahwa PBNU tidak boleh ada perempuan.
Baca juga: Ini Susunan Lengkap Pengurus PBNU Masa Khidmat 2022-2027
Selain itu, kata dia, karena adanya kebutuhan yang cukup mendesak perempuan untuk ikut serta mengelola PBNU mengingat adanya arena ada masalah-masalah besar terkait dengan perempuan.
Karena itu, kata dia, tokoh-tokoh perempuan yang paling tangguh yang paling kuat dalam kiprahnya selama ini turut dilibatkan dalam pengurusan.
"Seperti Bu Khofifah Indar Parawansa yang pasti nanti kita bisa andalkan untuk mengelola berbagai agenda PBNU menyangkut pemberdayaan perempuan," kata Yahya di Gedung PBNU Jakarta Pusat pada Rabu (12/1/2022).
Sementara itu, terkait dilibatkannya Alissa Wahid, Yahya mengatakan selama ini Alissa telah berkiprah di berbagai forum intenasional.
Baca juga: Gus Yahya Angkat 180 Pengurus PBNU, Wapres Maruf Amin hingga Khofifah Masuk Jajaran Pengurus
"Pasti bisa kita andalkan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan PBNU terkait dengan nation engagement dengan kerja sama internasional juga terkait dengan masalah kemanusiaan yang di dalamnya masalah perempuan sangat menonjol," lanjut Yahya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.