Jusuf Kalla: Letak Masalah Bangsa Ini Adalah Ketidakadilan di Masyarakat
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menyoroti maraknya perbedaan pendapat di masyarakat yang berujung timbulnya gesekan hingga konflik.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menyoroti maraknya perbedaan pendapat di masyarakat yang berujung timbulnya gesekan hingga konflik.
Terlebih, perbedaan pendapat justru dimaknai sebagai sikap radikal.
Menurut Jusuf Kalla, radikal bisa dimaknai secara luas.
Mulai dari radikal terhadap agama hingga radikal secara politik.
Namun, ia menyebut bahwa radikal bisa timbul karena adanya ketidakdilan di masyarakat.
Hal itu, kata Jusuf Kalla, bisa dilihat dari perjalan panjang bangsa Indonesia sejak merdeka tahun 1945.
Hal itu disampaikan Jusuf Kalla dalam public talkshow bertajuk Merawat Kebinekaan, Menjaga Keutuhan NKRI yang disiarkan kanal YouTube PKS TV, Senin (31/1/2022).
Baca juga: Jusuf Kalla Sebut Pemindahan Ibu Kota Negara akan Memberikan Otonomi yang Lebih Baik ke Daerah
"Radikal itu timbul kalau, seperti yang saya katakan dari 15 konflik pemberontakan yang besar di Indonesia selama 75 setahun itu, 10 karena ketidakadilan. Mulai dari PRRI/Permesta, DI/TII, masalah Aceh. Orang Aceh pikir itu masalahnya agama, tidak, itu masalah ketidakadilan ekonomi," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla pun mengatakan, jika ingin hidup toleran maka yang perlu diperhatikan adalah sikap adil kepada masyarakat.
Ia juga menyebut, bagaimana dalam Pancasila, kata adil dan keadilan disebut dua kali yakni pada sila ke-2 dan sila ke-5.
"Keadilan, adil, dua kali disebut dalam Pancasila. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab dan kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ucap Jusuf Kalla.
Baca juga: Jusuf Kalla: Berkat Presiden Jokowi Akhirnya DMI Punya Kantor Sendiri Setelah 50 Tahun
"Jadi kata adil itu mempunyai suatu makna yang besar sekali dalam kehidupan kita," tambahnya.
Maka dari itu, Jusuf Kalla terus mendorong para pemimpin masyarakat untuk bersikap adil guna menciptakan kerukunan antar bangsa.
"Karena itulah kepemimpinan masyarakat juga harus mengusahakan keadilan itu, karena tanpa keadilan itu akan terjadi perpecahan. Kita ini bangsa, di situ letak masalahnya bangsa ini," kata Jusuf Kalla.