Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wawancara Eksklusif dengan Eks Dubes RI di Ukraina: Masyarakat di Sana Ramah, Tak Ingin Konfrontasi

Mantan Dubes RI untuk Ukraina Prof Yuddy Chrisnandi mengenal budaya masyarakat Ukraina yang tidak lepas dari sifat ramah.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Wawancara Eksklusif dengan Eks Dubes RI di Ukraina: Masyarakat di Sana Ramah, Tak Ingin Konfrontasi
Tribunnews/Jeprima
Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kanan) mewawancarai Mantan Duta Besar RI untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi dalam wawancara ekslusif dengan Tribun Network di Kantor TribunnewsBogor.com, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (28/2/2022). Pada kesempatan tersebut, Yudi Chrisnandi menyerukan agar Pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah inisiatif untuk menengahi konflik bersenjata Rusia dan Ukraina. Tribunnews/Jeprima 

Hari pertama saya kebetulan hari Jumat saya bertemu warga negara Indonesia di Ukraina. Saya kemudian diantar ke masjid.

Dalam perjalanan dari rumah duta ke masjid kurang lebih 30 menit saya juga merasakan suasana yang nyaman dan tenang seperti di tanah air.

Setelah saya mempelajari situasi selama tiga bulan, saya melaporkan ke Bu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi analisis situasi dan kondisi yang sebenarnya.

Pada rekomendasi terakhir saya agar status darurat Ukraina dari Kementerian Luar Negeri RI dicabut. Dengan demikian tidak ada lagi diplomat yang sifatnya temporary bertugas.

Waktu itu bagaimana situasinya setelah dicabut status siaga perang?

Singkatnya dalam kurun waktu 4,5 tahun saya sudah berkeliling ke seluruh provinsi Ukraina. Yang disebut wilayah konflik saya juga sudah ke sana, di wilayah timur, region Donbass, Luhansk dan Donetsk, kami sudah ke sana.

Situasi di sana medan pasca perang, jadi peperangan besar terjadi antara kurun waktu 2014 hingga 2015.

Berita Rekomendasi

Lalu setelah organization for security and cooperation in europe (OSCE) turun tangan dam adanya perjanjian minks satu dan dua yang diprakarsai oleh Amerika Serikat, Jerman, serta Perancis konflik relatif mereda.

Ada tujuh kesepakatan kedua belah pihak yang ditengarai adanya keterlibatan Rusia di belakang gerakan separatisme.

Baca juga: AS Usir Diplomat Rusia dari Misi PBB di New York

Situasi perang saat itu sebetulnya semakin menurun, namun pada Desember 2018 sempat memanas karena ada tabrakan kapal perang Rusia dan Ukraina.

Darurat militer di Ukraina ini sifatnya damai-damai saja. Ada tank baja, polisi berlalu lalang karena masyarakat tahu darurat militer diberlakukan jam 5 sore sampai jam 7 pagi.

Masyarakat tidak berpergian dan tidak berlalu lalang di jam itu. Mereka tahu mana jalur yang boleh dilewati dan tidak boleh. Pasar-pasar tutup, tempat hiburan tutup tapi tidak ada suasana yang mencekam, misalnya orang diperiksa hingga adanya pembatasan.

Peristiwa tanggal 24 Februari ini apakah membuat Anda kaget?

Yang luar biasa peristiwa hari ini. Saya mendapat pemberitahuan untuk menyelesaikan tugas sejak bulan Januari 2021. Lalu kemudian dengan berbagai macam persiapan saya baru dapat izin pulang Oktober 2021.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas