Ketika Jokowi Buka Suara soal Usulan Penundaan Pemilu, tapi Disebut Normatif hingga Kurang Tegas
Jawaban Jokowi menanggapi usulan penundaan pemilu disebut sekadar normatif hingga kurang tegas menolak.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Disebut Normatif
Pernyataan Jokowi ini pun lantas dinilai tidak meredakan kegaduhan politik yang sudah terjadi.
Apalagi isu ini juga didukung oleh sejumlah elite parpol.
Hal itu disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negara (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Arza.
Baca juga: George Kuahaty: Isu Penundaan Pemilu 2024 Sudah Jadi Masalah Serius pada Tingkat Elite Partai
Azyumardi menilai statement Jokowi yang mengklaim dirinya patuh dan taat konstitusi cenderung masih normatif.
"Pernyataan Presiden Jokowi bahwa ia taat, tunduk dan patuh pada konstitusi masih normatif, tidak cukup tegas menjawab kegaduhan politik tiga parpol yang mengusulkan penundaan Pemilu 14 Februari 2024," ucap Azyumardi, dikutip dari Kompas.com, Minggu (6/3/2022).
Menurut Azmuyardi, jawab Jokowi tidak tegas menyatakan sikap menolak pada usulan soal Pemilu 2024 ditunda.
"Masih tetap perlu diwaspadai," kata dia.
Selain itu, Azyumardi juga mengingatkan agar Jokowi tak membiarkan isu politik ini terus bergulir.
Ia juga meminta parpol tetap mempersiapkan partainya jelang Pemilu 2024 nanti.
Kurang Tegas
Sementara itu ,Wakil Sekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon ikut menanggapi peryataan Jokowi soal penundaan Pemilu.
Jansen menyebut statement Jokowi kurang tegas .
Hal itu karena Jokowi masih memperbolehkan siapapun berpendapat untuk Pemilu 2024 ditunda.
Baca juga: Pengamat Sebut Wapres Maruf Bisa Ambil Peran dan Tegaskan Penolakan Penundaan Pemilu 2024