Targetkan Penurunan Stunting 14 Persen, Pemerintah Beri Pendampingan Pranikah
Pemerintah telah meluncurkan Program Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah kepada calon pengantin.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah telah meluncurkan Program Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah kepada calon pengantin.
Langkah ini dilakukan untuk merealisasikan target penurunan angka prevalensi stunting hingga 14 persen di tahun 2024.
Penurunan angka stunting dilakukan untuk menyambut bonus demografi pada tahun 2030 mendatang.
"Masa-masa yang produktif, di mana hal tersebut jarang terjadi, hanya terjadi di beberapa negara saja. Pada tahun itu Indonesia akan sangat diuntungkan dalam hal bonus demografi," ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Wiryanta melalui keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).
Pemerintah menggerakan Tim Pendamping Keluarga dan penyuluh agama untuk membantu calon pengantin menjalani seluruh proses pemeriksaan, termasuk input data kesehatan ke Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).
Baca juga: Resep Makanan Sehat & Bergizi ala Megawati Jadi Menu Atasi Masalah Stunting di Kota Semarang
Para calon pengantin diimbau tidak hanya siap nikah tetapi juga siap hamil untuk mempercepat penurunan angka stunting.
Para calon pengantin, kata Wiryanta, wajib memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik.
Wiryanta mengatakan penurunan prevalensi angka stunting harus dikejar karena tahun 2021 masih berada di angka 24,4 persen.
"Memerlukan kerja keras bagi semua pihak karena waktu yang tinggal sedikit untuk memenuhi target tersebut,” katanya.
Baca juga: Menko PMK Targetkan Penurunan Stunting Kabupaten Madiun hingga di Bawah 5 Persen
Sementara itu, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda BKKBN DI Yogyakarta dr Aris Nugraha mengatakan tiga bulan sebelum menikah calon pengantin harus memberikan perhatian pada kesehatan.
"Tiga bulan sebelum menikah adalah waktu yang ideal mempersiapkan semuanya. Persiapan pernak-pernik pernikahan sampai urusan kesehatan seperti kesehatan sperma dan reproduksi calon ibu,” katanya.
BKKBN dalam pemeriksaan kesehatan, kata Aris, tidak akan mempersulit ataupun menggagalkan orang menikah.