Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen PDIP Ajak Semua Pihak Fokus pada Recovery Ekonomi Akibat Pandemi

PDI Perjuangan (PDIP) bekerja sama dengan Paguyuban Wayang Orang Bharata menggelar pentas wayang di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Sekjen PDIP Ajak Semua Pihak Fokus pada Recovery Ekonomi Akibat Pandemi
istimewa
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada pagelaran pentas wayang yang dilaksanakan di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3/2022) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan (PDIP) bekerja sama dengan Paguyuban Wayang Orang Bharata menggelar pentas wayang dengan lakon “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”.

Lakon ini ditujukan demi merefleksikan wacana penundaan pemilu dan pengingat bagi elite politik untuk setia pada ideologi Pancasila dan Konstitusi.

“Skala prioritas saat ini adalah bergotong royong membantu rakyat terutama recovery ekonomi akibat pandemi. Wacana penundaan Pemilu menciptakan persoalan ketata negaraan yang tidak perlu ” ujar Hasto.

Pagelaran itu dilaksanakan di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3/2022) malam.

Baca juga: Mendukung Sikap F-PDIP di MPR, HNW: Agar Tak Disusupi Untuk Amandemen Penundaan Pemilu

Ketua Umum Megawati Soekarnoputri hadir secara virtual dari kediamannya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.

Sementara Sekjen Hasto Kristiyanto hadir langsung untuk membuka acara itu. Acara itu ditayangkan melalui akun Youtube resmi @bknp pdiperjuangan.

Lakon Satra Jendra sengaja dipilih untuk mengingatkan bahwa politik kekuasaan yang dijalankan seluruh anggota dan kader partai harus dibangun dengan mengedepankan moral, kebenaran, dan juga setia pada tatanan pemerintahan yang baik.

BERITA TERKAIT

Hasto bercerita bahwa lakon ini menampilkan tokoh Begawan Wisrawa, sosok teruji dan memiliki daya spiritualitas yang begitu tinggi, begitu bijak, dan mampu menjadi pengayom.

Namun dalam seluruh keistimewaannya itu, Begawan Wisrawa tetaplah seorang manusia biasa, yang seringkali tidak berdaya oleh bujuk rayu kekuasaan. “Sastra Jendra menjadi bingkai motal untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan,” jelas Hasto.

Baca juga: Kapolri Tinjau 91 Command Center di Bali untuk Pastikan Pengamanan Event Internasional

Sastra Jendra harus dipahami dengan kerendahan hati, penuh kepasrahan, dan dengan kematangan akal budi. “Begitu pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tata pemerintahan negara harus dijalankan oleh pemimpin dengan karakter yang sama. Tanpanya Sastra Jendra bisa mendatangkan celaka," kata Hasto.

Pria asal Yogyakarta itu menambahkan, bagi PDI Perjuangan, amandemen konstitusi memang tidak sepenuhnya sempurna mengingat dilakukan pada masa krisis, namun yang terpenting saat ini adalah membantu rakyat, bergerak ke bawah guna mempersiapkan Pemilu Serentak pada tanggal 14 Fwbeuari 2024 yang akan datang.

Lebih lanjut Hasto menambahkan bahwa perubahan mendasar penundaan pemilu, mengingat implikasinya yang sangat luas, dapat dianalogikan pada cerita Sastra Jendra di atas. Atas dasar hal tersebut, seluruh anggota dan kader Partai hendaknya mengingat pesan yang disampaikan Megawati.

"Bahwa dalam menjalankan Pancasila dan Konstitusi yang paling penting adalah spirit penyelenggara pemerintahan untuk mewujudkan negara gotong royong dan mewarisi banyak khasanah kebudayaan yang membuat hidup masyarakat aman, damai dan tentram tanpa diributkan oleh ide-ide yang dari sisi momentum politik sebenarnya sangat tidak tepat,” urai Hasto.

Sebagai warga bangsa, kata Hasto, semua pihak seharusnya mengikuti seluruh aturan, roh dan jiwa Konstitusi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas