KKP Bangga Anak Tambak Milenial Situbondo Berhasil Terjun Langsung di Budi Daya Udang
Teknologi Millennial Shrimp Farming (MSF) milik BPBAP Situbondo berhasil meningkatkan produktivitas budi daya udang.
Editor: Content Writer
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menekankan agar peningkatan produktivitas perikanan budi daya memperhatikan prinsip berkelanjutan sesuai dengan konsep blue economy.
Hal ini menjadi pedoman bagi Wendy Tri Prabowo, Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem yang sebelumnya menangani tambak MSF di BPBAP Situbondo.
"Pengelolaan air limbah dalam budi daya udang sebagai penerapan prioritas dalam pengembangan budidaya udang berorientasi ekspor. Artinya, selain memiliki nilai ekonomis tinggi, juga harus memikirkan menjaga lingkungan ekologi,” terangnya.
Ia menambahkan, teknologi yang dikembangkan di MSF BPBAP Situbondo ini mulai dari sistem yang paling sederhana. Hingga saat ini teknologi yang dikembangkan di antaranya oximix dan oxibam yang dikolaborasikan dengan jumlah padat tebar udang dinaikkan (hyper density).
Teknologi yang menerapkan oxibam dan hyper density selain oksigen, fitur-fitur dalam komposisi probiotik, mineral dan lainnya juga berperan penting.
“Dari data yang ada dengan MSF tersebut, hasil yang kami peroleh sangat baik, produksi udang vaname dengan menggunakan oxibam sangat tinggi dengan kepadatan tebar 1.000 ekor/m3 dengan masa pemeliharaan 60 – 70 hari dengan produktivitas 80-90 ton per hektare,” ungkap Wendy.
Sedangkan, Wakasal Laksamana Madya Ahmad Heri Purwono sebelumnya menjelaskan Program INAP merupakan sebuah program kolaborasi antara TNI AL, Pemerintah Daerah, Tenaga Ahli dan pihak swasta. Wujudnya pengembangan budi daya laut dalam mewujudkan program kampung bahari.
Adapun, pengembangan usaha budi daya tambak udang dengan menggunakan tambak prototipe dari BPBAP Situbondo memiliki beberapa keunggulan, yang pertama efisien tempat. Kedua mempekerjakan tenaga kerja lokal, selain itu beberapa dari mereka sudah dilatih sebelumnya di BPBAP Situbondo.
“Ini akan menjadi cikal bakal program INAP yang lain nantinya,” tutur Wakasal.
Lebih lanjut Wakasal mengatakan program ini akan memperdayakan perusahan-perusahaan daerah dalam paska produksi, penjualan dan sebagainya.
“Harapannya hasil dari program INAP ini nantinya bisa masuk pasar global, sehingga mampu menambah devisa negara,” harap Wakasal.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan program INAP merupakan program yang bagus, menggunakan teknologi karya anak bangsa, sangat membanggakan dan bisa diangkat menjadi program nasional ke depan.
Oleh karenanya, program ini harus terus dikembangkan agar bisa mencapai target produksi udang nasional sebanyak 2 juta ton pada 2024. “Ini merupakan program yang sangat bagus. Karena bisa menambah lapangan pekerjaan dan menambah ekonomi negara," tegasnya. (*)