Pengaruh Religiusitas dan Pilihan Politik: Ada Tapi Terbatas, Dulu Memang Begitu Besar
Saiful Mujani mengatakan ada pengaruh religiusitas seseorang terhadap pilihan politik. Tapi
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar ilmu politik sekaligus pendiri lembaga survei SMRC, Saiful Mujani mengatakan ada pengaruh religiusitas seseorang terhadap pilihan politik. Tapi kuantitasnya masih terbatas.
"Pengaruh daripada religiusitas ini itu ada tapi terbatas," kata Saiful dalam diskusi 'Apakah Agama Penting Dalam Pilihan Politik', Senin (25/4/2022).
Menurutnya jika pengaruh beragama kuat dalam menentukan pilihan politik, maka partai seperti PKS seharusnya sudah besar dan punya basis massa yang luas.
Tapi faktanya kata Saiful, sudah 20 tahun sejak reformasi, atau bahkan sejak pemilu pertama digelar pada tahun 1955, kekuatan politik identitas Islam justru kian mengecil.
Ia mengatakan kekuatan politik identitas Islam dulu begitu besar, bahkan nyaris mendominasi parlemen dengan 46 persen keterisian di parlemen.
Baca juga: Kementerian Agama Minta Polisi Usut Dugaan Aplikasi Azan Curi Data Pengguna, Ini Daftarnya
"Tapi sejauh ini, sudah 20 tahun sejak reformasi atau bahkan sejak pemilu pertama kita tahun 1955, kekuatan politik identitas Islam itu semakin kecil. Dulu sekitar 46 persen gabungan dari partai Islam di parlemen," jelasnya.
"Sekarang kan yang Islamnya kuat hanya PKS dan mungkin PPP, kalau dijumlahkan nggak sampai 15 persen," terang Saiful.