Indonesia Raja Minyak Sawit dan Nabati Dunia, Lalu Kenapa Bisa Harga Minyak Goreng Tinggi?
Founder dan Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung mengatakan Indonesia adalah raja minyak sawi
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Founder dan Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung mengatakan Indonesia adalah raja minyak sawit dunia.
Bahkan Indonesia juga adalah raja minyak nabati di dunia.
Dia menjelasakn sebagai produsen terbesar minyak sawit dunia, Indonesia menguasai 59% pangsa pasar minyak sawit dunia.
Sementara Malaysia berada di urutan ke dua dengan pangsa pasar 25%. Indonesia juga sekaligus merupakan konsumen terbesar minyak sawit dunia dengan total komsusi 30% disusul Uni Eropa (13%), India (16%), China (14%) dan lainnya.
Untuk diketahui minyak sawit menguasai 43% pangsa minyak nabati dunia, disusul minyak kedelai 43%, minyak Rapeseed 14% dan minyak bunga matahari 11%.
“Sekarang ini, Indonesia sudah menjadi raja minyak sawit dunia, sekaligus raja minyak nabati dunia,” ujar Tungkot dalam Webinar Series Corona Mea Vos Estis (CMVE), Rabu (27/4/2022) malam.
Webinar Series CMVE bertajuk “Pembaruan Tata Kelola Industri Sawit di Indonesia, Sudah Mendesakkah?” CMVE adalah organisasi alumni SMA Seminari Menengah Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Hadir juga pembicara lain, yakni Mantan Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun, Ketua Umum DPP Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Tolen Ketaren dan petani sawit Ridwan Sijabat.
“Sejak 2006 lalu, kita sudah kalahkan Malaysia. Kita sekarang nomor satu dunia sampai hari ini. Tapi impilkasinya ini yang tidak pernah kita pikirkan, apa implikasinya menjadi nomor satu di dunia,” jelasnya.
“Mestinya tata kelolanya juga harusnya sudah nomor satu. Ilmu teknologi juga mestinya nomor satu, karena di Barat tidak ada kelapa sawit,” tambahnya.
“Ini menarik. Karena Indonesia adalah produsen terbesar minyak nabati sawit di dunia, maka berapa besar volume ekspor Indonesia, berapa banyak yang kita hasilkan dan dijual ke pasar internasional akan mempengaruhi pergerakan harga minyak nabati dunia,” tegasnya.
Indonesia juga sekaligus merupakan konsumen terbesar minyak sawit dunia dengan total konsumsi 30% disusul Uni Eropa (13%), India (16%), China (14%) dan lainnya.
“Ini punya implikasi juga, satu sisi kita adalah produsen nomor satu, di sisi lain kita konsumen terbesar juga. Ini ada plus dan minusnya,” jelasnya.
“Plusnya kita punya pasar yang besar di dalam negeri. Minusnya adalah ketika seperti sekarang ini harga di internasional naik maka mau tidak mau harga di dalam negeri terikut naik,” ucapnya.
Selengkapnya silakan mendengarkan penjelasannya di dalam video. (*)