Hari Pendidikan Nasional dan Arti Semboyan Ki Hajar Dewantara, Tut Wuri Handayani
Hari pendidikan nasional dan arti semboyan Ki Hajar Dewantara, "Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut Wuri Handayani."
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa bersama teman-temannya pada Juli 1922.
Dalam membangun Taman Siswa, banyak rintangan yang dihadapi Ki Hajar Dewantara.
Misalnya, Pemerintah kolonial Belanda berusaha membatasi perkembangan Taman Siswa dengan mengeluarkan ordonansi sekolah liar pada 1 Oktober 1932.
Pada 15-16 Oktober 1932 MLPTS mengadakan sidang istimewa di Tosari Jawa Timur untuk merundingkan ordinasi tersebut.
Hampir semua media massa Indonesia menentang ordonansi tersebut dan berhasil mendorong Gubernur Jenderal pada 13 februari 1933 mengeluarkan ordinasi baru yaitu membatalkan “OO 1932” dan berlaku mulai 21 Februari 1933.
Menjadi Menteri Pendidikan Pertama Indonesia
Ki Hajar Dewantara menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1950), mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Gajah Mada (1959) serta diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1959.
Baca juga: LINK Twibbon Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2022 dan Ucapan Selamat Hardiknas
Arti Semboyan Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara juga terkenal dengan semboyan "Ing ngarso sung tulodo; Ing madyo mangun karsa; Tut wuri handayani."
Semboyan dalam bahasa Jawa itu memiliki arti yang erat dengan dunia pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara, semboyan itu menggambarkan peran seorang guru atau pendidik.
Berikut ini arti semboyan Ki Hajar Dewantara, dikutip dari laman Kabupaten Klaten.
1. Ing ngarsa sung tuladha
Semboyan ini berarti seorang guru harus mampu menjadi contoh bagi siswanya, baik sikap maupun pola pikirnya.