Penjelasan dan Makna Persembahan dalam Prosesi Puja Bakti Trisuci Waisak
Puja Bakti Trisuci Waisak merupakan sebuah prosesi yang dijalankan oleh umat buat dalam menyambut Hari Suci Waisak.
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnes.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puja Bakti Trisuci Waisak merupakan sebuah prosesi yang dijalankan oleh umat buat dalam menyambut Hari Suci Waisak.
Proses ini digambarkan dengan umat yang membawa ragam persembahan ke depan altar.
Ferry Oranto, Ketua Vihara Silaparamita menjelaskan kepada Tribunnews.com ihwal apa saja makna di balik persembahan yang dibawa dalam proses Puja Bakti Trisuci Waisak.
"Prosesi adalah suatu iring-iringan persembahan puja yang dipersembahkan di altar kita di altar trinabi yang terdiri dari air, buah-buahan, bunga, lilin, dupa, dan manisan.
masing masing itu ada simbolnya," ucap Ferry kepada Tribunnews.com di Vihara Silaparamita, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (15/5/2022).
Ada lilin yang dilambangkan sebagai penerang dan berani mengorbankan dirinya untuk penerangan orang lain sehingga tubuhnya akan hancur.
Lalu ada air di mana sifat air suka mencari tempat yang lebih rendah, dan umat Buddha seyogiyanya harus rendah hati dan gemar menolong orang lain.
"Ada dupa yang merupakan wangi-wangian yang melambangkan nama baik, itu tidak akan bisa melawan arah angin, tetapi kita sebagai umat Buddha senantiasa harus banyak berbuat kebaikan," Ferry lanjut menjelaskan.
Kemudian ada bunga. Digambarkan harum, tetapi lambat laun akan layu. Sama seperti badan jasmani. Siapa pun itu, badan jasmani lama-lama akan hancur.
Serta ada buah buahan dan manisan sebagai pelengkap untuk altar.
Baca juga: Mengintip Geladi Resik Puja Bakti Trisuci Waisak di Vihara Silaparamita Sambut Hari Raya Suci Waisak
Waisak tahun ini Vihara Silaparamita membuka akses lebih luas bagi umat yang hendak ikut merayakan hari suci agama Buddha ini di vihara.
Sebelumnya, akibat pandemi, vihara hanya membatasi jumlah akses saat merayakan Waisak.Tahun lalu hanya dibatasi 60 anggota dan keseluruhannnya diisi oleh pengurus.
Sedangkan untuk umat hanya dapat ikut prosesi perayaan melalui daring.
Namun, pada Hari Raya Waisak 2566 BE (Buddhist Era) Vihara Silaparamita dibuka untuk seluruh umat dan vihara menyiapkan total 400 kuota untuk umat yang datang ke vihara.