Membaca Arah Koalisi Indonesia Bersatu, Pengamat: Bisa Menakar Kekuatan PDIP
Pengamat Politik UNS Agus RiwantoIa menilai pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu tidak mempengaruhi pemerintah, justru bisa menakar kekuatan PDIP.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Munculnya Koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP, disorot sejumlah tokoh dan pengamat.
Salah satu diantaranya, Pengamat Politik UNS Agus Riwanto.
Ia menilai pembentukan Koalisi baru tersebut tidak mempengaruhi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru malah bisa menakar kekuatan posisi PDIP.
Sebab, menurutnya ketika koalisi itu dibentuk bisa menjadi umpan atau untuk melakukan test case bagi publik.
Baca juga: Airlangga Hartarto Tegaskan Tidak Ada Perselisihan di Internal Golkar
Baca juga: Perkuat Koalisi Indonesia Bersatu, Golkar DKI Jakarta Segera Lakukan Konsolidasi Internal
Sehingga PDIP bisa menakar dan mengetahui seperti apa calon yang mereka usung dan bagaiamana respon publik terhadap koalisi ketiga partai
Lantas hal tersebut bisa menjadi peluru bagi PDIP untuk menentukan kandidatnya di injury time atau waktu yang mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
"Ya PDI-P sebagai partai pemenang biasanya akan menunggu diujung. Jadi kalau Golkar, PAN, dan PPP itu berkoalisi dan ingin menemukan calon yang akan disampaikan ke publik itu baik-baik saja,"
"Tapi itu tidak mempunyai pengaruh besar di pemerintahan Jokowi, justru bisa jadi memang sengaja dibiarkan untuk melakukan test case, bagaimana sih respon publik terhadap tiga partai ini kalau berkoalisi dan calon yang mereka sediakan seperti apa,"
"Justru mereka tunggu ya, jangan-jangan ini bagian dari sandiwara kelompok koalisi PDIP sendiri untuk membaca sejauh mana kekuatan mereka," jelas Agus dalam Program Panggung Demokrasi yang ditayangkan di kanal YouTube Tribunnews.com, Rabu (18/5/2022).
Lebih lanjut Agus menilai, ada skenario besar dibalik pembentukan koalisi tersebut, yakni untuk menjatuhkan lawan dan menguatkan posisi PDIP.
"Menurut saya, ketiga partai yang berkoalisi itu sudah nyaman di pemerintahan Jokowi, mereka mendapatkan semua, akses ekonomi, akses politik dan akses kuasa,"
"Kalau sekarang tiba-tiba ingin berkoalisi melahirkan calon baru menurut saya patut dipertanyakan ya, kenapa muncul sekarang? jangan-jangan itu bagian dari skenario besar juga untuk menjatuhkan lawan dan menguatkan posisi PDIP dan calon yang akan diusung PDIP," jelasnya.
PDIP Tunggu Perintah Ketua Umum Megawati soal Kepastian Koalisi di Pilpres
Politikus PDIP, TB Hasanuddin, menilai saat ini pihaknya masih taat dan tidak mau mendengar pihak lain, baik di kiri maupun kanan.
Hal tersebut merespons soal PDIP yang hingga saat ini belum menentukan dengan siapa berkoalisi.
"Kami menunggu perintah dari Ibu Ketum (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri) tegak lurus perintah Bu Ketum," kata TB Hasanuddin, Dilansir Tribunnews.com, Kamis (19/5/2022)
Dikatakan Anggota Komisi I DPR RI itu, apa yang menjadi perintah Megawati akan dipatuhi 1.000 persen.
"Belum ada keputusan, jadi kalau misalnya mendengar dari kiri kanan dari si A si B ya itu tidak resmilah," tandasnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Reza Deni)