KSAU Pastikan Pelajari dan Siapkan Alutsista TNI AU dengan Hati-hati dan Cermat
KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memastikan pihaknya mempelajari dan menyiapkan alutsista dengan hati-hati dan cermat selaku pembina kekuatan TNI AU
Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memastikan pihaknya mempelajari dan menyiapkan alutsista dengan hati-hati dan cermat selaku pembina kekuatan TNI AU.
Pembangunan kekuatan TNI AU, kata dia, dilakukan di antaranya dengan melihat perkembangan lingkungan strategis.
Terkait hal tersebut, ia mencontohkan kondisi di Laut China Selatan dan Ibu Kota Negara.
Dari perkembangan lingkungan strategis tersebut, kata dia, TNI AU kemudian menyiapkan dan mengantisipasinya.
Baca juga: Karyanya Terinspirasi Jupiter Aerobatic Team TNI AU, Jurnalis Harian Kompas Raih KSAU Awards 2022
Selain didasarkan pada dinamika lingkungan strategis, kata dia, pembelian alutsista juga didasarkan pada Rensta, ancaman, dan kemampuan anggaran pemerintah.
Alutsista yang dimaksud, lanjut dia, antara lain pesawat peringatan dini, pesawat command control, dan pesawat tempur yang akhir-akhir ini dibicarakan.
Terkait rencana tersebut, ia menyebutkan di antaranya Rafale, F-15 EX, atau F-15 IDN, pesawat angkut, baik A400, C130 tipe J, helikopter, UAV, dan lain sebagainya.
Hal tersebut disampaikannya dalam sambutan pada KSAU Awards 2022 di Puri Ardhya Garini Halim Perdanakusuma Jakarta pada Kamis (9/6/2022).
"Kami betul-betul mempelajari, menyiapkan dengan hati-hati dan cermat. Karena hitungannya adalah pembelian alutsista tidak digunakan dalam 3 sampai 5 tahun, sampai 40 tahun. Tentunya ini harus membutuhkan perencanaan yang cermat dari generasi ke generasi dan dilanjutkan," kata dia.
Baca juga: KSAL: Anggaran Pemeliharaan dan Perawatan Alutsista Juga Jadi Prioritas dalam RAPBN 2023
Oleh karena itu, kata dia, sejak awal TNI AU dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang ada juga sangat membutuhkan masukan dari para pecinta kedirgantaraan.
"Sekarang sudah dapat, mudah mendapatkan data-data dari sumber-sumber terbuka. Kita bisa lihat tetangga seperti apa dan saya memohon kepada rekan rekan-rekan pecinta kedirgantaraan juga dapat mengedukasi sekelilingnya bahwa seperti apa sih sebetulnya," kata dia.