LAN: ASN Harus Jadi Agen Perubahan Peningkatan Kualitas Lingkungan
Telah terjadi 2.925 kejadian bencana alam pada tahun 2020 dan angka tersebut naik di 2021 menjadi 3.092 kejadian bencana alam.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara (LAN) Dr. Basseng menyebut, deretan bencana alam terus terjadi di dunia khususnya Indonesia.
Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kenaikan angka total bencana alam dari tahun 2020 ke 2021.
Telah terjadi 2.925 kejadian bencana alam pada tahun 2020 dan angka tersebut naik di 2021 menjadi 3.092 kejadian bencana alam.
Ia menyebut, jika bencana alam tersebut ditengarai menjadi dampak dari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh isu pemanasan global dan perubahan iklim.
Menyadari gentingnya kondisi alam yang semakin hari semakin memburuk, Dr. Basseng mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menjadi agen perubahan untuk peningkatan kualitas lingkungan.
Baca juga: Tahun 2021, Hampir 60 Juta Orang Mengungsi akibat Konflik dan Bencana Alam
Basseng juga menyampaikan tujuan Pelatihan Pro Hijau adalah untuk membentuk Pegawai ASN yang memiliki komitmen untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengarusutamaan Pro Hijau, dan mengembangkan kompetensi Pegawai ASN dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengarusutamaan Pro Hijau.
Hal tersebut diungkapkan Dr. Basseng M.Ed pada pembukaan Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Pro Hijau) Level 3, di Graha Makarti Bakti Nagari, LAN Corporate University, Jakarta?
“Paradigma Pembangunan yang kita jalankan harus memperhatikan 3 H yaitu Head, Heart, dan Hand. Paradigma ini juga mengusung 3 pilar pertumbuhan ekonomi hijau (Pro Hijau) yaitu Ramah Insani (People), Ramah Lingkungan (Planet), dan Teknologi (Technology)” kata Basseng.
Sementara, Indonesia Deputy Country Director GGGI, Norbert Maass mengatakan, pihaknya mendukung Pemerintah Indonesia untuk mencapai komitmen Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
“LAN adalah mitra strategis GGGI untuk meningkatkan kompetensi teknis ASN dalam pengarusutamaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau melalui Pelatihan Pro Hijau. Dan Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai elemen pembangunan nasional merupakan agen perubahan yang krusial untuk mengakselerasi pencapaian tujuan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hijau,” ucap Norbert Maass.
Sejumlah 30 peserta yang akan mengikuti pelatihan selama seminggu ini berasal dari berbagai kementerian dan lembaga baik pemerintah pusat dan daerah antara lain: Kementerian PPN/Bappenas, (KLHK), BKPM, Kementan, LAN, Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Kota Pontianak, dan Kabupaten Buleleng.
Sebagai informasi, Pelatihan Pro Hijau terdiri dari tiga level yaitu Pro Hijau 1 untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Utama dan Madya, Pro Hijau 2 untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, dan Pro Hijau 3 untuk Jabatan Administrator, Pengawas, dan Pelaksanan.
Pelatihan ini sangat penting untuk menyelaraskan dan memperluas pemahaman umum tentang pertumbuhan hijau dan bagaimana menerjemahkan pertumbuhan hijau ke dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan dan kapasitas ini diharapkan akan mendorong komitmen dan tindakan pejabat pemerintah menuju pembangunan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.