Sektor Pendidikan Dinilai Jadi Wilayah Strategis untuk Perkuat Spirit Moderasi Beragama
sektor pendidikan menjadi wilayah yang sangat strategis dalam upaya memperkuat spirit moderasi beragama.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Litbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag RI, H. Mohsen mengatakan, sektor pendidikan menjadi wilayah yang sangat strategis dalam upaya memperkuat spirit moderasi beragama.
Menurutnya, sejak dini, sektor pendidikan perlu mendapat perhatian serius. Bahkan Mohsen menyarankan agar dilakukan 'vaksinasi' anti radikalisme terhadap para tokoh pendidikan.
Dengan kata lain, wawasan toleransi dan moderasi beragama perlu digenjot di semua level pendidikan.
"Tokoh pendidikan perlu divaksin anti radikalisme dan anti ekstremisme, sehingga tercipta imunitas yang kuat. Saya kira inilah upaya-upaya yang kita lakukan agar semua ini betul-betul bisa menjadi kekuatan kita," kata Mohsen dalam diskusi publik bertajuk "Moderasi Beragama Bagi Tokoh Pendidikan" di Rembang, Kamis (30/6/2022).
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Rembang, M, Hanies Choliel Barro mengatakan, ia sepakat bahwa sektor pendidikan merupakan wilayah strategis untuk melakukan pencegahan radikalisme dan ekstremisme.
Karenanya lanjut dia, sektor pendidikan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.
"Habib Mohsen tadi sudah ngendikan (berkata), justru di sektor pendidikan, wilayah atau sektor yang strategis untuk mengurangi upaya-upaya ekstremisme beragama," kata Gus Hanies sapaan akrab Hanies Choliel Barro.
Gus Hanies menegaskan bahwa dalam praktik moderasi beragama, hal yang paling penting sejatinya adalah untuk mengurangi dan mengikis kekerasan beragama. Sebab dengan kesadaran moderasi beragama diharapkan bisa mencegah terjadinya praktik radikalisme dan ekstremisme.
Baca juga: Momen Dubes RI untuk Tunisia Promosikan Moderasi Islam Ala Indonesia
"Jadi yang musti kita tekankan dari pemerintah soal moderasi beragama ini sejatinya mengurangi atau mengikis kekerasan dan menghindari ekstremisme dalam praktek beragama. Intinya itu saja," tuturnya.