Sejarah Letusan Gunung Krakatau 1883 yang Guncang Dunia, 2 Hari Abu Vulkanik Halangi Sinar Matahari
Sejarah letusan gunung Krakatau 1883 yang mengguncang dunia, 2 hari abu vulkanik halangi sinar matahari. Selama 2 tahun, langit terlihat agak hijau.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
Demikian juga penduduk di Pulau Sebesi, sekitar 3.000 orang dinyatakan tewas.
Jumlah korban jiwa yang dicatat oleh pemerintah Hindia Belanda adalah 36.417, dengan rincian 165 kampung hancur total, 132 kampung hancur sebagian, namun beberapa sumber menyatakan bahwa jumlah korban jiwa melebihi 120.000.
Untuk menggambarkan besarnya bencana yang terjadi kapal-kapal yang berlayar jauh hingga Afrika Selatan juga melaporkan guncangan tsunami dan mayat para korban terapung di lautan selama berbulan bulan setelah kejadian.
Keadaan dunia saat itu sangat menyeramkan.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi, AirNav: Tidak Ada Rute Penerbangan yang Terdampak
Terjadi Perubahan Cuaca, Gempa Bumi, dan Tsunami
Satelit komunikasi pertama di dunia baru di luncurkan oleh manusia pada 10 Juli 1962, sehingga pada saat letusan Krakatau manusia belum tahu apa kejadian sebenarnya.
Mereka merasakan perubahan cuaca dan gempa bumi serta tsunami.
Kejadian saat itu menyeramkan sekali dan orang akan mengira bahwa hari itu hari kiamat.
Sisi Positif Letusan Krakatau 1883
Pada saat kejadian letusan gunung berapi memang sangat menyeramkan tetapi letusan gunung berapi juga membawa dampak positif bagi manusia.
Abu vulkanik yang keluar bersama dengan meletusnya gunung berapi menutupi daerah pertanian dan merusak tanaman di sekitarnya.
Tetapi dalam kurung waktu satu hingga dua tahun, tanah yang terkena abu vulkanik akan menjadi subur.
Hal ini terjadi karena abu vulkanik membawa unsur mineral yang dapat menyuburkan tanah.
Letusan gunung berapi juga berakibat mendinginkan suhu atmosfer bumi.