Literasi Digital yang Baik Berguna untuk Lawan Penyebaran Kabar Bohong
Praktik penyebaran kabar bohong alias hoaks bisa dilawan jika setiap warga masyarakat memiliki literasi digital yang baik.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Praktik penyebaran kabar bohong alias hoaks oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab hoaks melalui media sosial dan platform pengiriman pesan instan akan selalu ada di masyarakat.
Namun penyebaran kabar bohong tersebut bisa dilawan jika setiap warga masyarakat memiliki literasi digital yang baik.
"Hoaks bisa dilawan dengan pemahaman literasi digital yang baik agar tidak timbul kerugian," kata anggota MAFINDO Jogja yang juga CEO BerDigitaL.com Azzam Muhammad Bayhaqi di webinar Bersama Lawan Kabar Bohong yang diselenggarakan Kominfo dan Siberkreasi akhir pekan lalu.
Ia mengatakan, saat ingin memverifikasi sosial media, jangan percaya dengan akun-akun palsu yang menyamar seperti kita.
"Saya juga pernah menjadi korban. Pelaku mengambil foto saya dan data yang dicuri dari orang lain karena bisa saja menggunakan akun tersebut untuk menyebarkan hoaks,” tuturnya.
Relawan Edukasi Antihoaks Indonesia, Wildan mengatakan, berita hoaks biasanya memiliki judul yang bombastis dan sensasional.
Baca juga: Kominfo Cabut Label Disinformasi, Berita Bahaya BPA pada Galon Isi Ulang Kini Bukan Hoaks!
"Judul provokatif yang menimbulkan ketakutan dan permusuhan, sumbernya tidak jelas, dan disertai dengan kata-kata seperti amin, klik, bagikan dan masuk surga,’ kata Wildan.
Walaupun awalnya sebenarnya kadang kita sebagai netizen iseng-iseng membagikan konten, tetapi kita tidak melihat dampak setelah itu terhadap konten atau berita yang dibagikan.
"Saran saya, jangan termakan umpan yang diberikan oleh netizen lain dan kawan-kawan,” katanya.
Baca juga: Video Jemaah Haji Meninggal karena Terowongan Mina Mati Listrik Hoaks
Al Akbar Rahmadillah, ounder Sobat Cyber Indonesia mengatakan, seharusnya orang-orang yang menggunakan ruang digital seperti media sosial tidak hanya digunakan untuk memuaskan diri sendiri, tetapi kita juga harus meningkatkan keterampilan digital untuk kedepannya.
Baca juga: Bank Indonesia Siapkan Sanksi Tegas Bagi Penyebar Hoaks Uang kertas Rp 100 Bergambar Jokowi
"Tulang punggung kita saat ini ada di internet dan ruang digital sehingga apabila pemerintah memiliki agenda untuk meningkatkan transformasi digital, hal tersebut merupakan suatu hal yang benar," katanya.