Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Hukum Tata Negara Agus Riwanto: Parpol Penting Junjung Identitas Kepartaian Bukan Perseorangan

Pakar Hukum Tata Negara Dr. Agus Riwanto menjelaskan pentingnya partai politik memiliki identitas partai politik daripada sosok perseorangan calegnya

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Miftah
zoom-in Pakar Hukum Tata Negara Agus Riwanto: Parpol Penting Junjung Identitas Kepartaian Bukan Perseorangan
Tangkap Layar Tribunnews.com
Pakar Hukum Tata Negara Dr. Agus Riwanto menjelaskan pentingnya partai politik memiliki identitas partai politik daripada sosok perseorangan calegnya, dalam acara Diskusi Publik Pemilu Serentak 2024, Menyatukan Bukan Memilukan yang disiarkan Tribunnews.com, Kamis (21/7/2022).(Tangkap Layar Tribunnews.com) 

"Kalau yang terjadi di Indonesia saat ini yang besar adalah orangnya, bukan partainya," lanjut Agus.

Akibatnya, partai politik tidak berbasis organisasi partai, melainkan berbasis pada tokoh.

"Misalnya orang melihat PDIP, bukan melihat oraganisasi PDIP, melainkan melihat Bu Megawati."

"Kalau orang lihat Gerindra yang dilihat bukan Partai Gerindranya tapi Pak Prabowonya."

"Jadi kenyataannya nama pimpinan partai lebih besar daripada organisasi partainya," sambung Agus.

Ilustrasi PDI Perjuangan, Partai Gerindra dan Partai Golkar.
Ilustrasi PDI Perjuangan, Partai Gerindra dan Partai Golkar. (Kolase Tribunnews/Wikipedia)

Sehingga, ke depannya harus dikembalikan lagi ke konstitusi.

Agar ke depannya identitas partai itu dapat terwujud.

Baca juga: Bawaslu Akan Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Kampanye Zulhas, Tapi Akui Tak Bisa Menindak

Berita Rekomendasi

"Jadi dalam pemilu, setiap orang memiliki identitas kepartaiannya, supaya dia memiliki ideologi dalam memilih seseorang itu."

"Bagaimana rakyat memiliki ideologi partai kalau partai politik itu tidak memiliki visi misiyang kuat," kata Agus.

Menurut Agus, perilaku pemilih itu ditentukan dengan identitas partainya.

"Sebuah partai yang baik, itu perubahan menang dan kalahnya itu minimal 25 tahun, itu identitas partainya bagus."

"Tapi kalau setiap pemilihan partai menang dan kalahnya berganti-ganti itu menunjukkan identitas partainya tidak kuat."

"Indonesia mengalami itu hari ini, calegnya kalah lalu pindah partai. Itu tidak mengajarkan kebaikan karena tidak punya konsiten," kata Agus.

Baca juga: Tiga LSM Laporkan Mendag Zulkifli Hasan ke Bawaslu Terkait Dugaan Pelanggaran Pemilu

Ini tentu membuat rakyat juga tidak memiliki identitas partai, padahal kata Agus, identitas partai itu penting.

"Identitas partai itu jadi ciri negara yang sudah memiliki kekuatan demokrasi."

"Untuk itu kepedannya juga perlu disampaikan, KPU (harus) membuat aturan yang bisa membesarkan nama partai, bukan membesarkan nama calon," harap Agus.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas