Jokowi Kunjungi China, Maruar Sirait: Indonesia Harus Berperan Aktif Ciptakan Perdamaian Dunia
Menurut Maruarar, kunjungan kenegaraan Jokowi ke Rusia dan Ukraina sebagai langkah tepat untuk meredam konflik peperangan antar negara di dunia.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Taruna Merah Putih Maruarar Sirait meminta pemerintah Joko Widodo memaksimalkan posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Menurut dia, kunjungan kenegaraan Jokowi ke Rusia dan Ukraina sebagai langkah tepat untuk meredam konflik peperangan antar negara di dunia.
Setelah mengunjungi Rusia dan Ukraina, Jokowi melakukan lawatan kenegaraan ke China dan sejumlah wilayah di kawasan Asia Timur.
"Kemudian beliau berani sebagai Presidensi G20 datang ke Ukraina dan Rusia untuk membawa misi kemanusiaan," ujar Maruarar, dalam keterangannya, pada Selasa (26/7/2022).
Baca juga: 60 Persen Publik Puas Kinerja Jokowi, Pengamat: Harusnya 80 Persen Jika Didukung Kinerja Menteri
Pernyataan itu disampaikan dalam Diskusi Publik Bersama Tokoh Nasional dengan tema Integritas Kepemimpinan Nasional: Totalitas Pengabdian untuk Indonesia Maju di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Senin (25/7/2022).
Maruarar mengatakan posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 begitu dioptimalkan Jokowi. Utamanya untuk menciptakan beragam kebaikan bagi negara-negara maju lainnya.
Dia menilai kunjungan yang dilakukan Jokowi merupakan langkah berani di tengah situasi panas antara kedua negara. Meski tetap teguh untuk menyampaikan sebuah pesan mulia yakni terciptanya perdamaian dunia.
Politisi PDI Perjuangan ini menyebutkan hadirnya berbagai langlah Jokowi dalam merespons konflik Rusia dan Uraina merupakan sebuah tindakan nyata. Ketepatan sikap yang mampu terealisasi dan tidak hanya pandai bernarasi..
"Pak Jokowi berani menolak untuk pasrah, berusaha bertindak jangan cuma retorika," terang pria yang akrab disapa Ara ini.
Menurut dia politik luar negeri Indonesia terkenal baik dengan konsep non blok. Itu artinya tidak ada kepentingan kelompol atau kekuasaan dari negara manaupun dalam upaya diplomasi yang dilakukan Jokowi ini.
"Politik luar negeri kita non blok ya harus berani bertemu dan menyampaikan ayo dong berdamaikan begitukan. Jadi saya pikir usaha yang sudah dilakukan sangat maksimal," ucap Maruarar.