Dugaan Pelecehan di Kasus Brigadir J, Teori Ini Memungkinkan Pelakunya Perempuan, Korban Laki-laki
Menurut teori, sulit membayangkan seorang berpangkat brigadir jadi sosok dominan hingga berani lakukan pelecehan seksual istri jenderal bintang dua.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel tak memungkiri ada potensi pelecehan seksual dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Namun, ia menggarisbawahi bahwa korbannya tidak mesti perempuan, dalam hal ini Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, seorang jenderal bintang dua.
Menurut dia, teori relasi memungkinkan yang menjadi korban adalah laki-laki.
"Kita bicara tentang kekerasan seksual, teman-teman Komnas Perempuan terutama, suka sekali menggunakan teori relasi kuasa."
Baca juga: Putri Candrawathi Kembali akan Diperiksa Rabu Lusa, Ini Harapan Ayah Brigadir J
"Artinya kekerasan atau kejahatan seksual dilakukan oleh pihak yg dominan terhadap pihak yang submisif, pihak yang superior dan inferior, yang berkuasa terhadap yang dikuasai."
Ia tidak yakin seorang berpangkat brigadir menjadi sosok dominan hingga berani melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi, istri jenderal bintang dua dengan jabatan Kadiv Propam Polri.
"Sekarang kita bayangkan, baik itu di Duren Tiga Maupun di Magelang, kira-kira hitung-hitungan di atas kertas siapa yang dominan siapa yang submisif?" ucap Reza di Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (29/8/2022).
Menurut pemahaman dia, pelecehan seksual umumnya dilakukan di daerah kekuasaan pelaku.
Sementara di Duren Tiga atau di Magelang yang disebut sebagai lokasi kejadian pelecehan, bukan wilayah kekuasaan Brigadir J.
"Anggaplah waktu itu pelakunya Brigadir J. Sementara daerah itu bukan dia kuasai," lanjut Reza.
Menurut reza, Brigadir J bukan orang yang memiliki kapasitas untuk melenyapkan rekaman CCTV yang ada di lokasi.
"Dia juga tidak bisa memastikan sekian banyak orang bisa disingkirkan agar tidak menjadi saksi," kata Reza,
Tak hanya itu, Reza yakin Brigadir J bukan orang yang bisa menutup akses bagi calon korban untuk speak up.
"Saya tidak membayangkan seorang brigadir berada dalam posisi yang superior. Dengan demikian kalau kita terapkan teori relasi kuasa, justru kemungkinan yang terjadi adalah pelecehan seksual di mana korbannya adalah laki-laki, pelakunya adalah perempuan," terangnya.