Buruh Nyanyikan Lagu 'Harga BBM Naik Tinggi Sekali' Saat Unjuk Rasa di Depan Gedung DPR
Mereka nampak menyuarakan tuntutan itu secara lantang, sambil sesekali berteriak, 'hidup buruh, turunkan harga BBM'.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa yang tergabung dalam serikat pekerja bersama Partai Buruh menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Unjuk rasa yang konon katanya diikuti oleh 2.000 orang buruh itu, massa aksi menyanyikan sebuah lagu anak-anak berjudul naik-naik ke puncak gunung.
Namun, lagu yang dinyanyikan oleh para massa aksi tersebut diganti liriknya yang seraya menyinggung dan menyampaikan tuntutannya.
Baca juga: Ada Aksi Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM, Polisi Siagakan Rantis hingga Water Canon di DPR
Para buruh mengganti lirik lagu tersebut, dari yang sebelumnya naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali, kiri kanan ku lihat saja banyak pohon cemara, menjadi, naik-naik BBM naik, tinggi-tinggi sekali, kiri kanan ku lihat saja banyak rakyat sengsara.
Lagu itu kerap kali disuarakan oleh para buruh yang dipimpin oleh orator dari atas mobil komando.
Mereka nampak menyuarakan tuntutan itu secara lantang, sambil sesekali berteriak, 'hidup buruh, turunkan harga BBM'.
Tak hanya dinyanyikan, lagu tersebut juga diputar menggunakan audio dari salah satu mobil komando.
Dalam aksi unjuk rasa itu, Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan pihaknya mendesak kepada DPR RI untuk membentuk panitia kerja (Panja) dan panitia khusus (pansus) untuk membahas penolakan kenaikan harga BBM.
"Memang kita menginginkan aksi di DPR ini, DPR membentuk panja dan pansus BBM," kata Iqbal kepada awak media dalam aksi yang digelar di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Desakan untuk membentuk panja dan pansus itu sebagai upaya agar DPR bekerja mewujudkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat atau buruh.
Sebab kata dia, sudah ada beberapa anggota legislatif yang menyuarakan penolakan kenaikan BBM namun belum ada inisiatif yang dilakukan.
"Jangan hanya menyuarakan penolakan (kenaikan BBM, red), kami meminta bentuk dong panja nya, pansusnya," tutur Iqbal.
Dirinya lantas membeberkan kekhawatiran kaum buruh dan masyarakat jika harga BBM tetap naik.
Kenaikan harga BBM itu kata dia, akan berdampak pada keberlangsungan hidup kelas pekerja seperti petani, nelayan, pekerja pabrik hingga pengemudi ojek.
"Petani, nelayan, buruh ini yang gak dipikirkan oleh pemerintah. Bantuan 600 ribu itu hanya gula-gula atau dengan kata lain hanya diperikan 4 kali, dalam sebulan itu berarti 150 ribu rupiah per bulan itu pun untuk yang berupah 3.500.000 per bulan ke bawah, itu gula-gula," ucap dia.
Sebagai informasi, dalam aksi ini di depan Gedung DPR RI ini kata Iqbal diikuti oleh sekitar 2.000 buruh.
Setidaknya ada tiga tuntutan yang dilayangkan dalam aksi ini, termasuk meminta kenaikan upah pekerja tahun 2023.
"Ada tiga isu yang diangkat yang pertama Tolak kenaikan harga BBM yang kedua Tolak pembahasan Omnibuslaw undang undang cipta kerja dan yang ketiga naiknya upah minimum tahun 2023 sebesar 10 persen hingga 13 persen, itu lah tiga tuntutan," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.