Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Digunakan untuk Periksa Para Tersangka Kasus Brigadir J, Seberapa Akurat Lie Detector?

Lima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J diperiksa menggunakan lie detector oleh Puslabfor Polri. Lalu seberapa efektifkah ?

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Digunakan untuk Periksa Para Tersangka Kasus Brigadir J, Seberapa Akurat Lie Detector?
Tribunnews.com/ Irwan Rismawan/ Tribunjambi/ Aryo Tondang/ wartakota/ Yulianto/ istimewa
Kolase lima tersangka pembunuhan Brigadir J: (dari kiri ke kanan) Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, dan Kuat Maruf. Putri Candrawathi bakal dalam posisi melawan suaminya Ferdy Sambo bila mengajukan justice collaborator ke LPSK. Lima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J diperiksa menggunakan lie detector oleh Puslabfor Polri. Lalu seberapa efektifkah ? 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J melibatkan penggunaan lie detector atau alat pendeteksi kebohongan terhadap para tersangka yaitu Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, dan Kuat Maruf.

Penggunaan lie detector telah dilakukan kepada Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Maruf pada Selasa (6/9/2022).

Sedangkan Ferdy Sambo dijadwalkan menjalani pemeriksaan dengan lie detector pada Kamis (8/9/2022) di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri di Sentul, Bogor.

Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo pun mengklaim akurasi pemeriksaan dengan menggunakan lie detector ini mencapai 93 persen.

Menurutnya karena alat lie detector yang digunakan telah terverifikasi dan diimpor dari Amerika Serikat (AS).

"Alat polygraph yang digunakan oleh kita ini semuanya sudah terverifikasi dan alat polygraph dunia. Alat yang kita punya ini alat dari Amerika tahun 2019 dan tingkat akurasinya 93 persen," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2022) dikutip dari Tribunnews.

Baca juga: Ferdy Sambo Punya Pengaruh Sampai ke Daerah, Kapolri Lihat Penyidiknya Sampai Ketakutan

Lalu apakah benar klaim dari Dedi Prasetyo tersebut? dan seberapa efektif penggunan lie detector? Berikut penjelasannya.

BERITA TERKAIT

Apa Itu Lie Detector?

Lie detector atau yang juga dikenal dengan tes poligraf adalah perekaman dari beberapa respon tubuh yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang berkata jujur atau berbohong.

Dikutip dari BBC, pemeriksaan juga diikuti dengan melihat tekanan darah untuk melihat perubahan nafas dan keringat dari orang yang diperiksa.

Ahli psikologi forensik dari Erasmus School of Economics, Rotterdam mengungkapkan penggunaan lie detector layaknya teknik lain terkait pemeriksaan kejujuran seseoarng.

"Tidak ada manusia yang sama dengan hidung Pinocchio (hidung Pinocchio akan semakin panjang jika berbohong). Namun berbohong akan meningkatkan stres dan dengan teknik pendeteksian kebohongan maka Anda dapat menilai perubahan tingkah laku dan psikologi seseorang ketika sedang merasa stres," katanya.

Ilustrasi Polygraph atau Lie Detector, alat pendeteksi kebohongan
Ilustrasi Polygraph atau Lie Detector, alat pendeteksi kebohongan (freepik)

Baca juga: Alat Lie Detector Polri Disorot dalam Kasus Brigadir J, Irjen Dedi Prasetyo: Akurasinya 93 Persen

Sehingga menurutnya, pemeriksaan dengan menggunakan lie detector tidak dapat menjadi penilaian mutlak apakah yang bersangkutan berbohong atau berkata jujur.

Namun teknik ini lebih memberikan tanda-tanda yang dapat terlihat jika seseorang yang diperiksa melakukan kebohongan kepada pewawancara.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas