Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jarang Disorot Media, Sosok Ini yang Paling Terpukul Meninggalnya Brigadir J

Label pelaku pelecehan yang dicap pada Brigadir J sejak kasus ini bergulir merupakan pukulan besar bagi keluarga, apalagi kedua orangtuanya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Jarang Disorot Media, Sosok Ini yang Paling Terpukul Meninggalnya Brigadir J
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO - Ist
(Kiri) Eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi. (Kanan) Aktivis Srikandi Indonesia sekaligus Ketua Komunitas Civil Society Indonesia, Irma Hutabarat. Irma Hutabarat memberikan tanggapannya terkait perjalanan kasus tewasnya Brigadir J yang sudah berjalan dua bulan hingga Kamis (8/9/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Minggu (18/9/2022) kemarin, Kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir telah memasuki hari ke-73.

Timsus yang dibentuk Mabes Polri telah menetapkan 5 tersangka dan berkas mereka hingga kini belum juga dinyatakan lengkap.

Berkas perkara para tersangka masih dalam proses penelitian oleh jaksa penuntut umum.

Penanganan kasus ini cukup berbelit, semua dimulai dari rekayasa tersangka Irjen Ferdy Sambo.

Irma Hutabarat, Ketua Komunitas Civil Society Indonesia, kasus dugaan pembunuhan berencana pada Brigadir Yosua ini membuat seorang perempuan menjadi sangat menderita.

Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak dan Irma Hutabarat Temui Keluarga Brigadir J di Jambi Bicara Dugaan Pelecehan

Sosok paling menderita akibat pembunuhan ini adalah seorang perempuan, yang bernama Rosti Simanjuntak, ibunda dari Brigadir Yosua.

"Dia sudah kehilangan anak karena dibunuh, tapi masih juga menyisakan label pelaku tindak pelecehan pada anaknya yang sudah tidak bisa membela diri itu," kata Irma Hutabarat pada dialog di Kantor Tribun Jambi, Senin (12/9/2022) sore.

BERITA REKOMENDASI

Label pelaku pelecehan yang dicap pada Brigadir J sejak kasus ini bergulir merupakan pukulan besar bagi keluarga.

"Saya juga seorang ibu, saya bisa merasakan betul bagaimana perasaan orangtuanya.

Itu label yang sangat menyakitkan apalagi kita dengar cerita bahwa Yosua itu orang baik," ucapnya.

 Menurutnya, kasus kekerasan seksual yang kembali diungkit beberapa lembaga negara itu harus diluruskan.

Sebab merupakan sebuah fitnah keji, apalagi yang disebut sebagai pelaku sudah meninggal dunia.


"Sudah meninggal, tapi masih juga dikatakan pelaku pelecehan. Itu fitnah keji. Orang yang mereka tuduh tidak bisa membela diri," ucapnya.

Irma Hutabarat pun menyarankan agar segera dilakukan pemulihan nama baik Brigadi Yosua Hutabarat, jangan ada label negatif itu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas