Pernyataan Lengkap Jokowi soal Tragedi Arema vs Persebaya di Kanjuruhan, Pesan Khusus ke Kapolri
Inilah pernyataan lengkap Presiden Jokowi soal tragedi setelah Arema vs Persebaya di Stadion Kanjruhan Malang, sentil Kapolri
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersikap atas tragedi tewasnya ratusan orang setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Presiden memberi pesan khusus kepada para pejabat yang berwenang atas kejadian tersebut.
Satu di antaranya adalah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Jokowi memberi pesan khusus kepada Kapolri untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus tersebut.
Sementara dalam pernyataan lengkap Presiden Jokowi di YouTube Sekretariat Presiden, ia juga telah memerintahkan Menteri Kesehatan hingga Gubernur Jawa Timur untuk memberikan layanan dan penanganan terhadap korban luka-luka.
Berikut pernyataan lengkapnya:
Baca juga: Buntut Tragedi Laga Arema vs Persebaya, Jokowi Minta Liga 1 Dihentikan hingga Kasus Diusut Tuntas
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan, Malang, Jawa TImur.
Saya telah meminta Menkes dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus layanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik.
Saya juga telah perintahkan kepada Menpora, Kapolri dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur keamanan penyelenggaraannya.
Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan nvestigasi dan mengusut tuntas kasus ini.
Untuk itu saaya juga memrintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanman dilakukan.
Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di tanah air.
Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang.
Sportifitas rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama.
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh."
Sorotan Tragedi
Kericuhan yang terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam, disorot media asing.
Media Inggris Sky News menulis 129 orang tewas dalam insiden kericuhan tersebut, mengutip keterangan polisi.
Kekacauan terjadi setelah pertandingan berakhir 2-3 untuk tim lawan, di mana ribuan penggemar Arema masuk ke lapangan setelah tim mereka kalah.
Disebutkan juga beberapa pemain Arema yang saat itu masih berada di lapangan, ikut diserang.
Lebih dari 300 orang dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi banyak yang meninggal dalam perjalanan atau dalam perawatan.
Kapolda Jatim Nico Afinta mengatakan sekitar 180 orang luka-luka, namun banyak dari mereka dalam kondisi parah.
Baca juga: Kerusuhan setelah Laga Arema vs Persebaya: PSSI Minta Maaf, Pemkab Malang Tanggung Biaya Perawatan
Diyakini sebuah kekacauan terjadi ketika polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan.
Seorang pejabat kesehatan setempat mengatakan banyak dari korban meninggal karena "kekacauan, berdesak-desakan, terinjak-injak dan mati lemas".
Dua dari mereka yang tewas di Stadion Kanjuruhan Malang dilaporkan adalah petugas polisi.
Sementara itu, tabloid Daily Star menyebutkan ada anak-anak di antara mereka yang tewas.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan para penggemar berlarian, memanjat pembatas ketika mereka mencoba melarikan diri dari gas air mata.
Akhmad Hadian Lukita, Presiden Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB), mengatakan:
"Kami prihatin dan sangat menyayangkan kejadian ini."
"Kami turut berduka cita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua."
Semua pertandingan Liga 1 BRI yang tersisa minggu ini telah ditangguhkan setelah insiden tersebut.
Sementara PSSI mengkonfirmasi bahwa Arema tidak akan menjadi tuan rumah lagi untuk sisa musim ini.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Arema Bakal Disanksi Berat, Netizen: Degradasi! FIFA Bakal Banned Indonesia?
Ketua Umum Mochamad Iriawan mengatakan, "PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan."
"Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut."
"Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang."
Daily Mirror juga ikut memberitakan peristiwa ini.
Mirror mengutip keterangan dari Persebaya lewat Twitter-nya:
"Keluarga besar Persebaya turut berdukacita sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa setelah laga Arema FC vs Persebaya"
"Tidak ada satupun nyawa yang sepadan dengan sepak bola."
"Alfatihah untuk para korban."
"Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan."
Kronologi
The Guardian menulis kericuhan kabarnya dimulai saat ribuan suporter Arema berhamburan turun ke lapangan setelah timnya kalah.
Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan, namun beberapa pemain Arema yang masih berada di lapangan juga ikut diserang.
Laporan mengatakan banyak korban terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton, menyebabkan kepanikan di antara pendukung di Stadion Kanjuruhan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, mengatakan lebih dari 120 orang meninggal dunia.
Para pejabat masih mengumpulkan jumlah korban yang terluka, tambahnya.
Laporan terbaru menyebut 129 orang tewas, termasuk dua petugas polisi.
“Lebih dari 120 orang meninggal, mereka meninggal karena kekacauan, berdesakan, terinjak-injak dan mati lemas,” tegas Wiyanto.
Ia menambahkan bahwa total korban yang terluka dipastikan lebih dari seratus orang.
Korban dirujuk ke rumah sakit setempat yang berbeda di sekitar Stadion Kanjuruhan.
(Tribunnews.com, Chrysnha/ Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.