IDAI Tegaskan Tak Pernah Anjurkan Stop Penggunaan Paracetamol
IDAI hanya menggeluarkan rekomendasi untuk mewaspadai penggunaan obat paracetamol untuk anak, karena berkaca dari kasus di Gambia.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak pernah mengeluarkan anjuran untuk menyetop penggunaan paracetamol.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso.
"Saya tidak menganjurkan stop. Apalah wewenang saya untuk menyetop. Tapi ini momentum mengedukasi masyarakat agar lebih rasional dengan penggunaan obat-obatan. Dikonsultasikan dulu dengan dokter, apa yang boleh dikonsumsi," ungkapnya pada live Instagram IDAI, Selasa (18/10/2022).
Baca juga: IDAI Rekomendasikan Penghentian Sementara Penggunaan Paracetamol Sirup untuk Anak
Hanya saja, sebelumnya IDAI memang menggeluarkan rekomendasi untuk mewaspadai penggunaan obat paracetamol, karena berkaca dari kasus di Gambia.
Hal ini menyusul laporan dari Gambia, yaitu terdapat 60 kasus kematian anak dengan kondisi cedera ginjal.
Kematian ini diduga disebabkan usai mengkonsumsi obat sirup yang terkontaminasi dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
"Nah tapi memang, pelajaran dari kasus Gambia. Di situ disebutkan bahwa salah satu komponen obat batuk sirup banyak sekali kejadian acute kidney infection (gangguan ginjal akut). Ketika di stop menurun drastis," katanya lagi.
Sedangkan saat ini di Indonesia, belum diketahui penyebab tunggal apa yang menyebabkan gangguan ginjal akut. Karena masih ada dugaan lain seperti disebabkan oleh Mis-c/Long COVID-19.
Baca juga: Ada Ratusan Anak Kena Gangguan Ginjal Akut, IDAI: Hati-hati Beri Anak Obat dan Antibiotik
Selain itu ada pula dugaan seperti yang terjadi di Gambia. Namun, faktor tersebut tidak bisa disebabkan sebagai penyebab tunggal.
"Sebagai contoh saya dihubungi seorang ibu punya empat orang anak alami batuk dan pilek. Ketiga anaknya diberi obat parasetamol generik dari puskesmas. Sedangkan anak keempat yang berusia 7 bulan tidak diberi obat apa pun, tapi terkena AKI. Ini kan tidak konklusif," paparnya lagi.
IDAI pun meminta masyarakat untuk menunggu hasil dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Di sisi lain, IDAI mengingatkan masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada.
Piprim pun menganjurkan untuk jangan membeli obat secara sembarangan. Lakukan konsultasikan ke dokter sehingga tahu keamanan dari penggunaan obat.