Tak Bisa Tolak Perintah Jenderal, Bharada E Lakukan Ini Setelah Disuruh Ferdy Sambo Tembak Yosua
Bharada E melakukan hal ini setelah disuruh Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Ia menyebut tak bisa menolak perintah atasan.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Lalu Richard Eliezer datang, selanjutnya Brigadir J menembak Richard Eliezer dan dibalas tembakan lagi oleh Richard Eliezer," tutur Jaksa.
Masih kepada Bharada E, Ferdy Sambo berkata, penembakan Brigadir J akan dilakukan di rumah dinas Duren Tiga nomor 46.
Bila ada orang yang bertanya, maka diminta untuk menjawab melakukan isolasi mandiri (isoman).
"Mendengar perkataan Ferdy Sambo tersebut lalu Richard Eliezer menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti dan bentuk persetujuan atas rencana jahat Ferdy Sambo," ungkap jaksa.
Baca juga: Tak Ajukan Eksepsi, Kuasa Hukum Bharada E Sebut Punya Strategi Khusus untuk Pembelaan Kliennya
4. Serahkan Senjata Brigadir J pada Ferdy Sambo
Ferdy Sambo lantas menyuruh Bharada E untuk mengambil senjata milik Brigadir J di mobil Lexus LM.
Senjata itu sudah terlebih dahulu diamankan Bripka RR dan disimpan di dashboard mobil.
Bharada E lantas mengambil dan memasukkan senjata Brigadir J ke dalam tas miliknya.
Kemudian, senjata itu diserahkan kepada Ferdy Sambo.
Saat menyerahkan senjata, Bharada E melihat Ferdy Sambo sudah menggunakan sarung tangan warna hitam.
5. Sempat Berdoa
Bharada E juga terungkap sempat berdoa sesampainya di rumah dinas Duren Tiga sebelum menembak Brigadir J.
"Richard Eliezer juga naik ke lantai dua dan masuk ke kamar ajudan."
"Namun bukannya berpikir untuk mengurungkan dan menghindarkan diri dari rencana jahat tersebut, Richard Eliezer justru melakukan ritual berdoa berdasarkan keyakinannya meneguhkan kehendaknya sebelum melakukan perbuatan merampas nyawa korban Yosua," ucap jaksa.