Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pimpinan MPR: Perbaiki Tata Kelola Produk Farmasi untuk Lindungi Setiap Warga Negara

Kondisi saat ini harus menjadi momentum melakukan perbaikan berdasarkan evaluasi tata kelola produk farmasi yang berlaku saat ini.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pimpinan MPR: Perbaiki Tata Kelola Produk Farmasi untuk Lindungi Setiap Warga Negara
Ist
Diskusi daring bertema "Tata Kelola Produk Farmasi dalam Sistem Kesehatan dan Perlindungan Terhadap Pasien" yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 pada Rabu (26/10/2022). 

Sistem pelayanan kesehatan dan penggunaan obat, ujarnya, sejatinya ditujukan untuk memenuhi kesehatan pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Baca juga: Pakar Tekankan Pentingnya Kerja Sama Semua Pihak agar Kasus Gagal Ginjal Tak Bertambah Parah

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa WHO telah mengeluarkan medical product allert, ketika terjadi banyaknya kasus gagal ginjal akut pada anak di Gambia, yang diduga terjadi akibat mengonsumsi obat sirup yang diproduksi di India.

Menurut Tjandra, pihak berwenang di India pun merespon kasus tersebut dan diduga tercemarnya obat sirup dengan bahan berbahaya itu, akibat inspeksi yang tidak berjalan dengan baik dalam proses produksinya.

Terkait apakah harus memberlakukan status KLB (Kejadian Luar Biasa) terkait merebaknya kasus gagal ginjal akut pada anak, Tjandra berpendapat, hal itu sepenuhnya kewenangan pemerintah.

Ratusan anak meninggal akibat gagal ginjal akut, menurut Tjandra, merupakan sesuatu hal yang luar biasa.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Pasien Bambang Tutuko menegaskan pengobatan yang aman harus diterapkan para pemangku kepentingan.

Menurut Tutuko, kasus gagal ginjal akut merupakan sentinel (kejadian yang mengakibatkan kematian) dengan skala nasional.

Berita Rekomendasi

Pada kesempatan itu, Tutuko pun mempertanyakan apakah penyebab kasus gagal ginjal akut pada anak sudah diinvestigasi dengan benar? Apakah tindakan pencegahan yang dilakukan saat ini hanya berdasarkan asumsi?

Tutuko menegaskan perlu tindakan segera penanganan kasus, sambil mengevaluasi dan investigasi berdasarkan bukti yang valid dalam rangka tindakan perbaikan untuk mendapatkan solusi terbaik bagi masyarakat.

Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani Chaniago menilai masih terdapat komunikasi yang belum efektif antara BPOM dan Kemenkes dalam penanganan kasus gagal ginjal akut pada anak di tanah air.

Bahkan, jelas Irma, BPOM dan Kemenkes belum bisa memastikan penyebab kasus yang sudah menimbulkan korban ratusan anak itu.

Setelah reses, menurut Irma, Komisi IX akan memanggil BPOM dan Kemenkes dimintai penjelasan terkait kasus tersebut.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Jasra Putra menyampaikan duka cita mendalam terkait 225 kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan 141 anak Indonesia meninggal dunia.

Dalam menghadapi situasi ini, Jasra berpendapat, sense of crisis harus dikedepankan dalam penanganannya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas