Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Manfaatkan Pleno KMAN VI, Masyarakat Adat Nabire Jejal Noken di Stadion Barnabas Youwe 

noken dari kulit kayu anggrek dipatok harga Rp 500 sampai Rp 10 juta rupiah, tergantung ukuran dan corak motifnya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Manfaatkan Pleno KMAN VI, Masyarakat Adat Nabire Jejal Noken di Stadion Barnabas Youwe 
TRIBUNPAPUABARAT.COM/Kresensia Kurniawati Mala Pasa  
KMAN VI - Pemandangan kesibukan mama Papua masyarakat adat Meepago Nabire, Papua saat mengatur jualan nokennya di area bawah tribune Stadion Barnabas Youwe, dalam sidang pleno pertama KMAN VI, Kamis (27/10/2022).       

Laporan Wartawan TribunPapuaBarat.com, Kresensia Kurniawati Mala Pasa

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA -Sidang pleno pertama Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI berpusat di Stadion Barnabas Youwe, Jayapura, Papua, pada Kamis (27/10/2022).

Kehadiran para peserta KMAN VI dari Sabang sampai Merauke, lantas dimanfaatkan masyarakat adat Meepago Nabire, Papua untuk menjejal noken, tas tradisional Papua di area bawah tribune.

Seorang mama Papua bernama Meliana Badii (56) membeberkan, mereka sengaja memboyong puluhan hingga ratusan noken untuk perhelatan KMAN VI.

"Tong (kita) mama-mama hidup dari rajut noken ini. Tapi kalau hanya jualan di kampung, pembeli sedikit. Jadi, tong bawa ke sini (KMAN VI)," ujar Meliana Badii kepada TribunPapuaBarat.com.

Tiga hari sebelumnya, kata dia, ke-14 perwakilan masyarakat adat Meepago Nabire tak sempat menjual noken rajutan mereka.

Baca juga: Saat Peserta KMAN VI Papua Saling Menyanyikan Lagu Adat saat Istirahat Sidang Pleno

Lantaran, fokus mengikuti rangkaian KMAN VI, mulai dari pembukaan hingga sarasehan selama dua hari berturut-turut.

Berita Rekomendasi

"Tong baru jualan hari ini, yang lain ikut pleno, hanya dua orang yang tong suruh jaga noken," tambah Meliana Badii.

Dia menuturkan, ada 60 noken dari serat  kayu, yang didatangkannya dari Nabire menggunakan kapal laut sehari semalam lamanya.

Untuk merajut satu noken dari serat kayu melinjo, ungkapnya, membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari. 

Sedangkan, dari kulit kayu anggrek hutan, lama waktu yang diperlukan adalah satu minggu.

Walhasil, harga satu noken dari serat kayu melinjo dibanderol Rp 100 ribu hingga satu juta rupiah, tergantung ukurannya.

Sementara noken dari kulit kayu anggrek dipatok harga Rp 500 sampai Rp 10 juta rupiah, tergantung ukuran dan corak motifnya.

Mama Papua dari Meepago Nabire lainnya, Pendeka dou (45), bahkan membawa hingga 100 noken.

"Jadi, tong sementara ikut kongres (KMAN VI), tapi sementara jualan. Supaya hasilnya bisa buat anak sekolah," tutur Pendeka Dou yang mengenakan setelah baju dan rok, sert pollla topi dari serat kayu melinjo rajutannya.

Dia blak-blakan menyebut, mama-mama Papua perajut noken di Nabire, kesulitan memasarkan noken rajutan mereka.

Biasanya mereka hanya menjual noken di pondok pasar tradisional.

Setia menunggu saat panas maupun hujan, kedatangan para pembeli atau pengunjung yang sekadar mampir.

Dalam sehari, mereka hanya bisa mengantongi Rp 50 ribu dari satu noken yang terjual.

"Kalau ada kegiatan macam festival, tong bisa dapat dua sampai tiga juta. Jadi, tong harap sekarang (KMAN VI) juga begitu," tutup Pendeka Dou semringah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas