Di Forum R20, Paus Fransiskus: Ekstremisme-Radikalisme Tidak Berkaitan Semangat Agama, Harus Ditolak
Paus Fransiskus batal hadir secara langsung baik fisik maupun virtual dalam Forum keagamaan Religion 20 (R20) di Bali pada 2-3 November 2022.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paus Fransiskus batal hadir secara langsung baik fisik maupun virtual dalam Forum keagamaan Religion 20 (R20) di Bali pada 2-3 November 2022.
Maka, Paus Fransiskus mengutus Nunsius Apostolik/Dubes Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia, Piero Pioppo untuk membacakan surat resmi tersebut.
Dalam surat tersebut, Paus Fransiskus menegaskan bahwa urusan 'transendensi', yang berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan, agama, atau keyakinan, tak bisa berhenti hanya sebagai urusan private.
Melainkan juga perlu ambil bagian dalam diskursus dinamika dunia.
"Agama-agama dunia memanggil kita untuk melihat melampaui ilusi otonomi diri kita sendiri dan membawa visi kita kepada Yang di Atas, kepada Tuhan yang menciptakan kita untuk menjadi satu keluarga manusia dan yang menawarkan kehidupan dan harapan bagi semua," kata Paus Fransiskus dalam surat yang ditandatangani dari Santo Luteran, Roma.
Paus Fransiskus juga menyebut, bahwa dunia semakin ditandai dengan pengabaian Tuhan dan pelanggaran yang dilakukan atas nama-Nya.
Kata Paus, umat manusia harus menegaskan bahwa ekstremisme, radikalisme, terorisme dan semua dorongan lain yang menciptakan kebencian, permusuhan, kekerasan dan perang, apa pun motivasi atau tujuannya, tidak berkaitan dengan semangat autentik agama dan harus ditolak dengan cara yang paling tegas.
Sebaliknya, adalah tanggung jawab bersama, sebagai individu beriman dan sebagai pemimpin komunitas masing-masing, untuk mendorong jalan dialog timbal balik, cinta dan rekonsiliasi yang mengarah pada perdamaian sesuai dengan rencana Yang Mahakuasa.
Baca juga: Paus Fransiskus Peringatkan Para Imam Soal Godaan Pornografi: Godaan Melemahkan Hati
"Dalam hal ini, agama, sama sekali bukan penyebab berbagai krisis yang kita hadapi saat ini, melainkan menjadi bagian dari solusi," ucap Paus Fransiskus.
Oleh karena itu, Paus Fransiskus mengajak senantiasa berusaha untuk menjadi saksi dalam kehidupan sehari-hari dan tindakan nyata.
Namun, pada saat yang sama, kita tidak dapat menyatakan kesetiaan sejati kepada Tuhan, jika tidak menunjukkan kasih kepada sesama manusia, khususnya kepada kaum papa dan paling rentan.
"Memperkuat ikatan persaudaraan merupakan kontribusi penting agama bagi tatanan sosial yang sehat. Dalam hal ini, saya mendorong upaya Anda untuk mempromosikan pembangunan manusia seutuhnya pada setiap perempuan dan laki-laki, membela hak-hak dasar dan martabat mereka, terutama karakter suci dan mutlak kehidupan manusia pada semua tahapnya, dan berkontribusi pada kehidupan bersama yang harmonis di antara semua anggora masyarakat dunia," papar Paus Fransiskus.
Demikian juga, terlepas dari apapun agama yang dianut, kata Paus, semua orang memiliki kewajiban moral untuk merawat bumi, yang merupakan rumah bersama, melestarikan keindahan karunia ciptaan ilahi bagi generasi sekarang dan masa depan.
"Dalam mengemban tanggung jawab tersebut, umat beragama akan sangat berkontribusi dalam membangun dunia yang semakin penuh persaudaraan, adil dan damai," harapnya.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Paus Fransiskus dan Presiden Uni Eropa Ungkapkan Duka Cita
Oleh karena itu, Paus Fransiskus percaya bahwa pembicaraan Forum Keagamaan ini, dalam semangat berdialog satu sama lain, akan bermanfaat bagi kebaikan bersama.
"Dengan perasaan ini, saya sekali lagi mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus dan teriring doa untuk Anda semua. Bagi Anda masing-masing dan orang yang Anda cintai, saya memohon berkah berlimpah dari Yang Maha Tinggi," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.