Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan Kepala Bappenas: Perbanyak Kepala Daerah Muda untuk Calon Pemimpin Nasional

Andrinof A Chaniago, menilai harus banyak kepala daerah yang dipimpin anak muda. Hal ini untuk mencetak calon-calon pemimpin nasional.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Mantan Kepala Bappenas: Perbanyak Kepala Daerah Muda untuk Calon Pemimpin Nasional
Tribunnews/Dany Permana
Mantan Kepala Bappenas, Andrinof A Chaniago. Andrinof menilai harus banyak kepala daerah yang dipimpin anak muda untuk calon pemimpin nasional. 

Bahkan menurutnya, camat atau pejabat setingkat camat yang terbukti berprestasi, administrasi bagus hingga komunikasi bagus harus berani maju sebagai calon wali kota atau bupati.

"Harus berani meninggalkan statusnya sebagai ASN. Mau jadi memimpin harus berani kehilangan karir di birokrasi."

"Kalah tak apa sudah ada modal. Dari salah satu saluran itu, akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan," kata dia.

Baca juga: Tolak Deklarasi Koalisi 10 November, PKS Sebut PR Capres-Cawapres Belum Tuntas 

Andrinof menambahkan, perlu ada kelompok independen yang membangun dan mengelola talent pool bakal calon-calon pemimpin nasional.

Meskipun yang memiliki tanggung jawab rekrutmen, training, coaching dan uji tugas bagi bakal calon pemimpin, di antaranya parpol dan lembaga negara.

Seperti halnya yang mendorong pertama Jokowi dari pemimpin di Kota Solo, menapaki Gubernur Jakarta hingga akhirnya Presiden Indonesia dua periode.

"Kualitas pemimpin itu yang pokok sekali harus memiliki kriteria kecerdasan emosional, kemampuan berfikir strategis, punya visi jelas, mengorganisasi, komunikasi dan mengambil keputusan. Pemimpin matang itu karena melalui perjalanan waktu," ungkapnya.

Baca juga: Relawan Publik: Anak Muda Ikut Tentukan Nasib Bangsa

Berita Rekomendasi

Sementara dalam kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menjelaskan, leadership saja untuk kepemimpinan saat ini tidak cukup.

Di mana kehidupan dan perkembangan zaman semakin canggih, membutuhkan calon pemimpin yang memiliki followership kuat.

"Tentu saja kenegarawanan. Sekarang anak-anak semakin canggih dan lebih pinter. Harus pintar melihat, berfikir, belajar dan modifikasi," harapnya.

Menteri LHK Siti Nurbaya.
Menteri LHK Siti Nurbaya. (Tribunnews.com/Naufal Lanten)

Baca juga: Diusung NasDem Jadi Capres, Anies Baswedan Masih Menunggu Pembicaraan Demokrat dan PKS

Sementara Guru Besar Fakultas Psikologi UI, Prof Dr Hamdi Muluk menjelaskan, birokrasi akan mengasah kemampuan seseorang pemimpin ke jengjang lebih tinggi.

Sementara calon pemimpin perlu dicari, dikumpulkan, dilatih, dimentoring dibina dan seterusnya yang akan melahirkan pemimpin pintar.

"Tesis menyebut, kenapa Singapura maju? Karena orang-orang yang mengurus urusan publik dan orang mengurus urusan privat di korporasi tak ada ketimpangan."

"Di sini timpang, orang-orang baik masuk sektor privat, karena gaji bagus, intitusi lebih bersih, nyaman dan kondusif. Sementara institusi publik dikenal punya problem. Ini pekerjaan rumah kita," ungkap dia.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas