PUI Gelar Syukuran Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional untuk KH Ahmad Sanusi
Pemikiran KH Ahmad Sanusi melampaui zamannya, progresif melihat masa depan dan perlu tanamkan terus bagaimana umat Islam punya kesadaran masa depan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dewan Pengurus Pusat Persatuan Umat Islam atau PUI menyelenggarakan Tasyakuran Keluarga Besar PUI atas Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional KH Ahmad Sanusi berdasar penetapan oleh Pemerintah RI, Senin (07/11/22).
Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Jakarta dan diikuti ratusan peserta dan dihadiri sejumlah pejabat dan pimpinan PUI.
Di antaranya Wakil Ketua MPR RI Dr H Muhammad Hidayat Nur Wahid Lc MA, Sekretaris Majelis Syura PUI KH M Iding Bahrudin M.MPd, Ketua Mustasyar Pusat PUI Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MSi, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat PUI KH Nurhasan Zaidi, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PUI Dr KH Munandi Saleh M.Si, Ketua Dewan Syariah Pusat PUI Prof Dr KH Endang Soetari Ad M.Si dan Ketua Dewan Pakar Pusat PUI Dr. H. Irfan Syauqi Beik.
Hadir pula cucu KH Ahmad Sanusi, Dra Hj Neni Fauziah yang menerima piagam pahlawan nasional dari Presiden Jokowi, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof Fathul Wahid ST M.Sc, Sekjen DPP PUI H Raizal Arifin, Ketua Umum DPW PUI DKI Jakarta Gunadi ST MM, Ketua Umum DPW PUI Jawa Barat H Iman Budiman STHi MSi, perwakilan dari keluarga besar KH Abdul Halim, para pengurus DPP PUI, ulama-ulama murid KH Ahmad Sanusi dan warga perhimpunan PUI yang hadir secara virtual.
Baca juga: PUI Apresiasi Pemerintah, Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Ahmad Sanusi
Dalam pengantarnya, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PUI Dr KH Munandi Saleh M.Si mengungkapkan rasa syukurnya atas penganugerahan pendiri PUI tersebut. Ia pun menceritakan perjalanan hidup sang tokoh bangsa itu.
“KH Ahmad Sanusi adalah sosok luar biasa yang selain hafidz al-Quran di usia muda, ia juga belajar cukup singkat yaitu 4,5 tahun di pulau Jawa, lalu juga mengaji ke syaikh dan ulama terkenal di Makkah selama 5 tahun. Bahkan seorang syaikh berkata, jika seseorang yang berasal dari Jawi (Indonesia) hendak memperdalam ilmu keagamaan, ia tidak perlu pergi jauh-jauh ke Mekkah karena di Jawa telah ada seorang guru agama yang ilmunya telah mencukupi untuk dijadikan sebagai guru panutan yang pantas diikuti, yaitu KH Ahmad Sanusi,” jelasnya.
“KH Ahmad Sanusi telah menorehkan tinta emas dalam kehidupan keagamaan, kehidupan bangsa dan negara, sehingga kita wajib melanjutkan perjuangan beliau di masa yang akan datang,” lanjutnya.
Dalam testimoninya, Rektor UII Yogyakarta Prof Fathul Wahid ST M.Sc mengatakan bahwa ada dua hal yang bisa kita pelajari dan kita teladani dari KH Ahmad Sanusi.
“Yang pertama adalah beliau orang yang pemikirannya melampaui zamannya, progresif melihat masa depan dan ini perlu kita tanamkan terus bagaimana umat Islam punya kesadaran masa depan, tidak hanya hidup di bawah bayang-bayang masa lalu. Yang kedua, KH Ahmad Sanusi adalah orang yang mengedepankan persamaan dan mengesampingkan perbedaan,” ujarnya.
“Itulah mengapa Sekolah Tinggi Islam (cikal bakal UII) menjadi salah satu amal jariyah almarhum KH Ahmad Sanusi bersama pendiri yang lain karena keikhlaan mereka.
Kita semuanya berdoa semoga gelar pahlawan ini membuka berjuta pintu keberkahan untuk kita semuanya dan akan memberikan semangat baru pada kita untuk meneladani hal-hal baik yang sudah dicontohkan oleh KH Ahmad Sanusi. Sekali lagi kami mewakili UII mengucapkan selamat kepada keluarga besar PUI,” ucapnya.
Dalam sambutannya, Dra Hj Neni Fauziah selaku cucu KH Ahmad Sanusi yang menerima piagam pahlawan nasional dari presiden Jokowi, mengatakan bahwa ini merupakan suatu kebahagiaan bagi kami.
“Alhamdulillah kami bersyukur kepada Allah Swt bahwa pada hari ini pemerintah Indonesia memberikan apresiasi kepada perjuangan beliau selaku anggota BPUPKI, juga beliau selaku yang ikut menorehkan kemerdekaan dan juga kami atas nama keluarga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat, kepada seluruh organisasi, kepada tokoh ulama dan juga khususnya kepada dzuriah keluarga yang mengetahui bagaimana bisa terjadi hari ini,” lanjutnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.