Profil Haedar Nashir, sang Ketua Umum yang Masuk Daftar 39 Calon Ketua Umum PP Muhammadiyah
Berikut Profil Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah saat ini yang kembali masuk dalam daftar calon anggota tetap Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Daryono
Tak hanya itu, Haedar Nashir juga tercatat sebagai angota beberapa organisasi profesional, di antaranya:
- Asosiasi Dosen Ilmu Pemerintahan Seluruh Indonesia (ADIPSI) sejak 2011- hingga sekarang.
- Asosiasi Ilmu Pemerintahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AIPPTM) sejak 2016-2021.
- ASPA sejak 2013 hingga sekarang.
- APSPA sejak 2016-2021.
Baca juga: Setelah Hadiri APEC Thailand, Jokowi akan Buka Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo
Haedar Nashir Pastikan Muktamar Muhammadiyah Tak Ada Intervensi
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadyah, Haedar Nashir dalam konferensi pers virtualnya, menegaskan bahwa tidak ada intervensi dari dalam maupun luar, termasuk dari luar angkasa pada gelaran Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo, Jawa Tengah.
Menurutnya, materi Muktamar maupun proses pemilihan sudah dilakukan secara berjenjang lama, dan sudah mengalami proses seleksi yang luar biasa.
"Maka, tidak akan ada tambahan di tengah jalan, siapa pun dia. Dan tidak memungkinkan ada intervensi dari dalam maupun luar, termasuk dari luar angkasa, sehingga proses itu akan berjalan objektif," tegas Haedar, Kamis (17/11/2022).
Haedar menambahkan, pada 18 November 2022 hari ini, Muhammadiyah akan melakukan persidangan tanwir.
Baca juga: Penjelasan Seputar Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48 di Solo: Jadwal, Awal Mula, dan Maknanya
Di mana, sidang itu adalah sidang tertinggi di bawah muktamar.
Dalam sidang tersebut, sebanyak 39 nama calon pimpinan pusat serta keputusan resmi materi muktamar akan disahkan.
Sehari setelahnya, pada 19 November 2022, 39 nama ini akan mengerucut menjadi 13 nama yang bakal ditetapkan sebagai pimpinan pusat periode 2022-2027.
Ke-13 nama itu yang nanti akan memilih Ketua Umum PP Muhammadiyah.
"(Nama calon) ketum nanti dibawa lagi ke muktamar itu, ke sidang pleno untuk disahkan," terang Haedar.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)