Menko PMK Minta Muhammadiyah Bantu Pemerintah Hadapi Krisis Global
Beberapa perusahaan bahkan sudah ada yang memangkas jam kerjanya menjadi 3-4 hari, yang biasanya 7 hari kerja.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan persoalan yang masih menghantui kehidupan umat dan bangsa saat ini adalah soal kemiskinan.
Dirinya mengungkapkan saat ini banyak perusahaan, khususnya di bidang industri padat karya, memutuskan hubungan kerja (PHK) karyawannya karena mengalami penurunan produksi.
Beberapa perusahaan bahkan sudah ada yang memangkas jam kerjanya menjadi 3-4 hari, yang biasanya 7 hari kerja.
Menurut Muhadjir, kondisi tersebut, dikhawatirkan akan menambah warga miskin baru.
“Kalau tidak diatasi, dikhawatirkan akan semakin banyak yang di PHK. Sehingga kalau itu terjadi akan menjadi kemiskinan baru,” ungkap Muhadjir melalui keterangan tertulis, Minggu (20/11/2022).
Baca juga: Startup Nuro Umumkan PHK 300 Karyawannya
Ia menilai hal ini harus dilakukan oleh semua pihak secara terkoneksi sehingga bisa menekan laju PHK ditengah ketidakpastian perekonomian akibat politik global.
Termasuk oleh Muhammadiyah yang merupakan bagian tak terpisahkan dari republik Indonesia.
Muhammadiyah, menurut Muhadjir, harus menaruh perhatian pada masalah ini.
Selain itu juga harus meningkatkan peran dan kontribusinya sebagai kekuatan dan gerakan pembebas bagi persoalan umat dan bangsa, khususnya kemiskinan dan penderitaan rakyat.
“Karena ruh-nya Muhammadiyah ini adalah jaringan bisnis dan ekonomi. Bahkan Kiai Ahmad Dahlan juga seorang saudagar. Maka itu saya harap ada agenda ke depan untuk memajukan ekonomi kita,” tutur Muhadjir.
Indonesia, kata Muhadjir sejauh ini memiliki ketahanan pangan yang kuat, karena tidak terlalu bergantung pada supply pangan dari luar.
Meskipun demikian, ia tak menampik kalau saat ini Indonesia juga dihantui oleh kondisi ketidakpastian global dengan adanya konflik Rusia-Ukraina.
Hal itu berdampak parah untuk beberapa negara dan Indonesia cukup beruntung karena dalam kondisi baik, jika dilihat dari inflasi yang di bawah 5 persen.
Oleh sebab itu ujarnya, Indonesia harus tetap waspada dengan kondisi dunia saat ini. Karena, konflik Rusia-Ukraina menyebabkan beberapa negara mengalami krisis energi dan pangan.
"Kita syukuri, arahan Presiden untuk melaksanakan program food estate kemudian mendorong upaya untuk swasembada pangan melalui berbagai subsidi termasuk pemanfaatan bantuan dana desa dapat memperkuat ketahanan pangan kita," pungkas Muhadjir.