Ferdy Sambo Panik saat Tahu Brigadir J Tak Bernyawa, Langsung Minta Bharada E Jalankan Skenario
Terdakwa Ferdy Sambo mengaku panik saat mengetahui Brigadir J meninggal dunia dan langsung meminta Bharada E untuk jalankan skenarionya.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Terdakwa Ferdy Sambo mengaku sempat panik setelah Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas ditembak.
Pengakuan tersebut, ia sampaikan saat menjadi saksi di sidang obstruction of justice di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Jumat (16/12/2022) kemarin.
Sambo yang panik kemudian meminta driver pribadinya untuk memanggil ambulans.
“Setelah terjadi peristiwa penembakan (Brigadir J) itu saya kemudian menembak ke dinding kemudian waktu itu masih panik Yang Mulia, saya kemudian sempat memerintahkan driver untuk memanggil ambulance,” ujar Ferdy Sambo dikutip dari YouTube KompasTV, Sabtu (17/12/2022).
Setelah momen tersebut, kemudian Ferdy Sambo kembali masuk ke dalam rumah untuk menjemput Putri Candrawathi agar segera meninggalkan rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Sebelum meninggalkan rumah di Duren Tiga, Ferdy Sambo sempat berpesan kepada Bharada Richard Eliezer atau Bharada E untuk menjalankan skenario yang telah dirancangnya.
Baca juga: Sebut Irfan Widyanto Cs Tak Bersalah soal Tugas Pengamanan CCTV, Ferdy Sambo Siap Dihukum
Dalam kesaksiannya, Ferdy Sambo secara singkat meminta Bharada E untuk memberi keterangan jika tragedy yang baru saja terjadi merupakan peristiwa tembak menembak.
“Saya sampaikan ke Richard yang tadi saya sampaikan ke Yang Mulia bahwa ‘saya akan bertanggung jawab tapi kamu harus menceritakan bahwa ini peristiwa tembak menembak dimana ada teriakan ibu kemudian kamu merespons dari atas, Yosua menembak duluan, kamu balas menembak,” ujar Ferdy Sambo.
Kemudian Sambo mengaku menghubungi Brigjen Benny Ali yang saat itu menjabat sebagai Karo Provos Propam Polri.
Sambo meminta Benny segera datang ke rumahnya dengan alasan ada tembak menembak yang terjadi.
“Saya kemudian menelpon Karo Provos Yang Mulia, karena cerita yang tidak benar itu kan saya buat tembak menembak antar anggota,”
“Saya hubungilah Karo Provos ‘bang, abang tolong ke rumah saya, ada peristiwa tembak menambak,” kata Sambo.
Setelah itu, Ferdy Sambo juga menghubungi Hendra Kurniawan yang saat itu menjabat Karopaminal Propam Polri dengan pangkat Brigjen.
Dia juga meminta Hendra datang ke rumahnya karena ada peristiwa tembak menembak.
Baca juga: Kuasa Hukum Brigadir J Beberkan 2 Kesalahan soal Skenario Ferdy Sambo