Survei LPI: Indonesia Berpotensi Hadapi Tahun Berat dan Gelap di 2023
Hal itu terungkap dalam temuan terbaru melalui survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) pada tanggal 5 hingga 16 Desember 2022.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia disebut bakal menghadapi tahun berat dan gelap pada 2023 mendatang.
Hal itu terungkap dalam temuan terbaru melalui survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) pada tanggal 5 hingga 16 Desember 2022.
Direktur Eksekutif LPI Boni Hargens mengatakan mengatakan Indonesia menghadapi potensi ancaman yang tidak mudah di tahun 2023.
Baca juga: JSLG Sorot Isu Politik Selama 2022 dari Penundaan Pemilu hingga Politik Identitas
"Tahun 2023 merupakan tahun yang berat dan gelap karena dihantui tekanan dan potensi ancaman multimatra yang tidak mudah, entah yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun luar negeri," kata Boni dalam rilis survei LPI bertajuk 'Spektrum Potensi Ancaman Nasional Sepanjang 2023' di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2022).
Boni menjelaskan ancaman tersebut terjadi akibat perang Rusia-Ukraina, instabilitas pasar keuangan, dan meroketnya inflasi dunia, hingga risiko stagflasi.
"Potensi krisis ekonomi dunia, sebagai efek lanjutan perang Rusia-Ukraina, instabilitas pasar keuangan, dan meroketnya inflasi dunia, hingga risiko stagflasi," ujarnya.
Baca juga: Saiful Mujani: Politik Identitas Belum Mampu Ubah Identitas Sosial ke Identitas Politik
Sementara ancaman terhadap instabilitas nasional, kata dia, munculnya seperti radikalisme, terorisme, dan separatisme Papua, merupakan spektrum ancaman yang kasat mata.
Menurut Boni, pihaknya menduga sejumlah ancaman tersebut diprediksi akan hadir saat yang bersamaan.
"Para pembantu presiden ditantang untuk memiliki pemikiran yang strategis, kepemimpinan yang efektif, dan kebijakan yang tepat," ungkap dia.
Ia menerangkan dari indikator stabilitas nasional, sebanyak 37,52 persen menganggap pada 2023 situasi di Indonesia berpotensi memburuk.
Baca juga: SBY dan Salim Segaf Bertemu, Bahas Strategi Politik hingga Figur Calon Wakil Presiden 2024
"Indikator stabilitas nasional, responden menilai pada tahun 2023 berpotensi memburuk sebesar 37,52 persen dan tertinggi dari empat kategori penilaian itu," ucap Boni.
Sementara untuk indikator stabilitas dan ancaman resesi ekonomi, Boni mengungkapkan mayoritas responden meyakini pada 2023 gelombang resesi ekonomi berpotensi berdampak pada ketahanan ekonomi nasional.
"Dari empat kategori penilaian (i) Sangat Buruk/Sangat Tidak Yakin/Sangat Tidak Setuju; (ii) Buruk/Tidak Yakin/Tidak Setuju; (iii) Baik/Setuju/Yakin; (iv) Sangat Baik/Sangat Setuju/Sangat Yakin, yang meyakini hal itu sebesar 27,83 persen," ungkapnya.
Adapun populasi dalam survei ini adalah para dosen/pakar, peneliti, anggota LSM/ NGO, Aktivis/ Seniman. Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah cluster sampling.
Berdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang di peroleh sebanyak 900 (n) responden; Standar Deviasi 0.4; Margin of error di kisaran 2 persen pada tingkat kepercayaan ± 98 persen.
Metode-metode survei yang digunakan adalah melalui google form, surel, whatsapp, zoom dan wawancara tatap muka.
Keterangan foto: Survei LPI bertajuk 'Spektrum Potensi Ancaman Nasional Sepanjang 2023' di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2022). (Fersianus Waku)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.