Pengamat: NasDem Bakal Dapat Simpati dari Publik Jika Para Menterinya Direshuffle
Kesan Presiden Jokowi mendzolimi Partai NasDem bisa saja tidak terjadi, jika partai tersebut tetap mendapatkan kursi di kementerian.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
![Pengamat: NasDem Bakal Dapat Simpati dari Publik Jika Para Menterinya Direshuffle](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/3-menteri-nasdem-241222.jpg)
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Adi Prayitno menilai, isu reshuffle pada kabinet kerja Joko Widodo - Ma'ruf Amin kali ini berpotensi menyasar para kader Partai NasDem yang duduk sebagai menteri.
Seperti diketahui, ketiga nama menteri dari NasDem yakni Menkominfo Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dikabarkan menjadi sosok menteri yang bakal direshuffle.
Namun, jika memang reshuffle itu benar terjadi dan menteri yang dilengserkan dari Partai NasDem, bukan tidak mungkin kata Adi, partai pimpinan Surya Paloh itu bakal mendapat simpati dari publik secara luas.
"Kalau yang direshuffle hanya NasDem dan jatah kursi menterinya dikurangi atau dihabisi, NasDem akan mendapatkan simpati luas publik," kata Adi saat dimintai tanggapannya, Minggu (25/12/2022).
Hal itu didasari karena menurut Adi, publik akan menilai kalau Partai NasDem sudah didzolimi karena hingga sejauh ini Surya Paloh jajarannya sudah bekerja bersama pemerintah.
"NasDem terlihat didholimi dan disingkarkan karena alasan politik bukan kinerja. Sebab loyalitas NasDem ke Jokowi sampai saat ini tak pernah berubah," kata dia.
Baca juga: Elite Nasdem Tanggapi Djarot soal Reshuffle Kabinet: Evaluasi Menteri Bukan Kerjaan PDIP
Kesan Presiden Jokowi mendzolimi Partai NasDem bisa saja tidak terjadi, jika partai tersebut tetap mendapatkan kursi di kementerian.
Dalam artian lain, apabila reshuffle itu benar terjadi dan menteri yang dilengserkan dari NasDem, sejatinya Presiden Jokowi kembali menunjuk kader NasDem untuk menggantikan menteri sebelumnya.
"Tapi beda ceritanya jika NasDem direshuffle dan menteri penggantinya diberikan ke (partai) yang lain, maka kesan didholimi dan dikeluarkan dari koalisi cukup kentara," kata Adi.
Namun dampak baiknya bagi NasDem, kondisi tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperoleh banyak simpati dari masyarakat terlebih dalam menyongsong Pemilu mendatang.
"Momen ini akan dikapitalisasi oleh NasDem sebagai bahan kampanye politik mendulang simpati publik," kata dia.
Sebelumnya, Isu kocok ulang atau reshuffle menteri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kembali berhembus belakangan ini.
Menyikapi isu tersebut, Pengamat Politik Adi Prayitno menyatakan, kemungkinan reshuffle kali ini bisa saja terjadi, sebab hal tersebut merupakan hak prerogatif dari seorang presiden.
"Soal resuffle kabinet sebenarnya hak prerogtif presiden. Tak bisa diintervensi oleh siapapun dan bisa terjadi pada siapapun," kata Adi saat dimintai tanggapannya, Minggu (25/12/2022).
Kendati demikian, Pendiri Parameter Politik Indonesia itu menilai, jika nantinya Presiden Jokowi benar melakukan reshuffle terhadap jajaran menteri di kabinet nya itu tidak semata karena faktor kinerja.
Kata dia, untuk isu reshuffle kali ini justru kentara karena adanya faktor politik yang kuat.
Karena menurut pandangan Adi, beberapa nama menteri yang santer bakal direshuffle sebagian besarnya merupakan menteri dari Partai NasDem yang salah satu faktornya sudah mengumumkan nama Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.
"Reshuffle kali ini lebih kentara muatan politisnya ketimbang kinerja. Isu reshuffle mengeras setelah NasDem usung Anies maju pilpres," kata dia.
Jika memang kinerja yang dijadikan tolok ukur untuk melakukan reshuffle, sejatinya kata Adi bukan hanya menteri dari Partai NasDem yang berpotensi diturunkan.
Melainkan, ada beberapa nama menteri yang juga dinilai Adi belum maksimal dalam bekerja dan harus dievaluasi.
"Karena kalau reshuffle alasan kinerja, mestinya bukan hanya menteri NasDem yang dievaluasi, tapi juga menteri semua partai termasuk menteri profesional," kata dia.
"Banyak persoalan di negara ini yang belum maksimal. Misalnya kondisi ekonomi belum pulih, sektor ketenaga kerjaan pengangguran kian banyak, kemiskinan juga bertambah, dan seterunya," sambungnya.
Adi berpandangan, indikasi untuk mereshuffle menteri dari Partai NasDem sudah semakin kuat, salah satunya perihal adanya pengusungan bakal calon presiden mendatang.
Beberapa indikasi yang lain juga terlihat kata Adi, termasuk adanya sindiran dari politisi PDIP yang merupakan partai tempat Jokowi bernaung.
"Setelah NasDem usung Anies maju pilpres, sudah dua kali elit PDIP langsung nyindir NasDem. Hasto sempat bilang biru, yang itu artinya NasDem, lepas dari koalisi istana. Lalu, Djarot minta menteri pertanian dan lingkungan dievaluasi," tukas Adi.
Diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sinyal kemungkinan adanya perombakan kabinet atau reshuffle. Usai meresmikan Bendungan di Kabupaten Bogor, Jumat, (23/12/2022),presiden mengatakan bahwa reshuffle tersebut mungkin dilakukan.
"Mungkin," kata Presiden Jokowi.
Hanya saja Presiden tidak menyebutkan kapan reshuffle tersebut akan dilakukan, apakah akhir tahun 2022 atau awal 2023.
"Ya nanti," katanya.