KPU Masih Pakai Kotak Suara dari Kardus pada Pemilu 2024, Apa Alasannya?
Komisioner KPU Yulianto Sudrajat mengatakan kotak kardus pada Pemilu 2024 akan lebih kokoh dan tidak mudah rusak.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan kembali memakai kotak suara kardus pada Pemilu 2024 mendatang.
Namun kotak suara kardus yang digunakan berbeda dengan versi Pemilu 2019. KPU berjanji akan memperbaiki kualitas bahan kotak suara pada Pemilu 2024.
Komisioner KPU Yulianto Sudrajat mengatakan kotak kardus pada Pemilu 2024 akan lebih kokoh dan tidak mudah rusak.
”Kami mempertimbangkan menempuh kebijakan kotak suara yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan Pemilu 2024 berbahan karton dupleks kedap air seperti di Pemilu 2019. Namun, dari spesifikasi barangnya besok akan kami perkuat," kata Yulianto, Rabu (28/12).
Adapun alasan KPU tetap menggunakan kotak suara kardus adalah karena persoalan efisiensi. Selain pertimbangan anggaran, dibuatnya kotak suara dari kardus juga lantaran adanya keterbatasan gudang penyimpanan.
Dengan menggunakan kotak suara kardus, KPU tak perlu menyewa tempat sebagai gudang kotak suara lagi.
"Kotak dan bilik setelah pemilu selesai akan kami lelang dan hasilnya kami setorkan kepada kas negara," ujarnya.
Baca juga: KPU RI Pertimbangkan Partai Politik Bisa Sosialisasi di Kawasan Pendidikan
Dia mengatakan kotak suara tersebut nantinya akan dilelang setelah pemilu selesai digelar.
"Hal tersebut (kotak suara kardus) karena pertimbangan efisiensi anggaran, keterbatasan tempat gudang penyimpanan. Kotak dan bilik setelah pemilu selesai akan kami lelang dan hasilnya kami setorkan kepada kas negara," imbuhnya.
Rencana pemakaian kotak suara kardus sebelumnya juga sempat disampaikan Ketua KPU Hasyim Asy'ari. Ia memastikan kotak suara berbahan kardus akan digunakan lagi pada Pemilu 2024.
"Masih digunakan, saya pastikan masih digunakan," ujar Hasyim kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Mei 2022 lalu.
Hasyim mengatakan penggunaan kotak suara kardus dilakukan demi efisiensi dan efektivitas. Dia memastikan keamanan dari kotak suara kardus, meski tak berbahan aluminium lagi.
"Kalau urusan jaminan keamanan kan jelas, kotaknya disegel, dikasih kabel ties. Kemudian semua pengawas atau pemantau, ada polisi, teman-teman wartawan juga bisa menyaksikan di TPS nya masing-masing," tuturnya.
Hasyim menjelaskan kotak suara aluminium merupakan aset negara.
Kotak suara aluminium baru dirakit jika menjelang pemilu ataupun pilkada.
Setelah pemilu dan pilkada usai, kotak suara aluminium itu dibongkar lagi untuk dikembalikan ke gudang.
Hanya, kata Hasyim, KPU tak memiliki anggaran untuk gudang penyimpanannya.
"Anggaran KPU untuk gudang itu tidak selalu ada. Kalau itu jadi tanggung jawab KPU, siapa yang mau membiayai penggudangan. Dan kalaupun ada biayanya, KPU pukul rata, semua daerah kabupaten/kota, misalkan anggaran Rp 100 juta, ya Rp 100 juta semua," terang Hasyim.
Hasyim turut berkelakar mengenai kotak suara aluminium.
"Bahan aluminium itu kalau ahasa Jawa-nya itu cemolong. Cemolong itu mendorong orang untuk nyolong, karena nlai ekonominya kan ada," kata Hasyim sambil tertawa.
Kotak suara kardus pertama kali digunakan KPU pada Pemilu 2019. Kotak suara kardus ipakai menggantikan kotak suara yang dibuat dari aluminium.
Keputusan KPU itu sempat menuai kritik. Kotak suara kardus dinilai mudah rusak dan dapat mempengaruhi integritas pemilu.
Namun saat itu KPU menjawab kritik dengan mendemonstrasikan kekuatan dupleks yang digunakan untuk membuat kotak suara.
Bahkan, Ketua KPU ketika itu, Arief Budiman duduk di atas kotak suara kardus dalam demonstrasi itu.
Arief meyakinkan bahwa meski berbahan karton kedap air, kotak suara Pemilu 2019 kuat dan aman.
Kotak mampu menahan beban hingga 70 kilogram. Arief juga mengklaim kotak suara ini aman dari gempuran gerimis atau percikan air. "Air tak tembus ke dalam," ujar Arief.
Tapi, lain soal jika terkena banjir atau terendam di laut. "Itu musibah. Apa pun bahan kotaknya, tentu akan tidak bisa dihindari. Tapi KPU juga sudah mengantisipasi dengan membungkus plastik, ketika kotak itu didistribusikan. Bukan hanya dalamnya yang diplastik, tapi juga di luarnya. Jadi, ketika didistribusi, dia tidak kemasukan air," tuturnya.(tribun network/fal/dod)